Suara-ntt.com, Kupang-Hingga saat ini sudah 76.575masyarakat atau 1,43 persen yang menggunakan jasa mobile banking Bank NTT dari total jumlah penduduk sekitar 5.359.667 jiwa.
“Dari data yang ada, jumlah penduduk NTT saat ini sekitar 5.359.667 jiwa yang menggunakan mobile banking kita sudah mencapai 76.575 orang atau 1,43 persen. Dan itu terhitung angka yang cukup besar,” kata Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu dalam acara seminar literasi finansial dan ‘teologi’ uang dalam aneka perspektif yang digelar Mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang di Hotel Cahaya Bapa pada Sabtu, 18 Juni 2022.
Hila mengatakan, masyarakat NTT sudah banyak yang melakukan transaksi melalui mobile banking. Mereka datang ke kantor tidak perlu membawa uang tunai.
Dikatakan, ada nasabah yang sudah menggunakan mobile banking Bank NTT dalam membeli pulsa. “Tinggal dari tempat tidur atau rumah kita bisa beli pulsa. Tidak perlu keluar rumah,”ungkapnya.
Dijelaskan, pada tahun 2021 lalu Bank NTT sudah mencoba dua kantor Smartfren. Hal itu dilakukan untuk mengurangi tenaga kerja (karyawan). Dimana nasabah membuka rekening langsung di mesin. Namun saat ini belum full karena dari mesin masih ke teller atau CS untuk disinkronkan datanya.
“Kalau di Eropa sudah full sementara kita masih bertahap tapi ke depan pasti bisa dan kita masih pikirkan itu,”jelasnya.
Dia menguraikan, di NTT baru ada dua kantor yang menerapkan Smartfren yakni Kantor Utama Bank NTT Kupang dan Kantor Cabang Khusus Bank NTT Kupang.
“Rencananya tahun 2022 ini kita mau kembangkan lagi beberapa cabang kantor Smartfren lagi namun masih dievaluasi dan kita benahi dan akan lanjutkan ke kantor cabang-cabang lain,”ucapnya.
Lebih lanjut kata dia, digitalisasi itu berkaitan dengan pemerintah dan Bank NTT sudah mensupport pemerintah daerah seperti pembayaran pajak daerah, tagihan rumah sakit, PDAM, retribusi daerah,filterisasi pengelolaan sembilan pajak daerah dan penyaluran dana Bansos.
“Sejauh ini kami sudah optimal membantu pemerintah,”bebernya.
Kemudian lanjutnya, jasa yang diberikan Bank NTT kepada nasabah antara lain untuk bayar telpon, tagihan sekolah, PDAM, iuran BPJS, Samsat dan lain sebaginya. Selain itu memberikan kredit merdeka kepada nasabah.
“Kami sudah siapkan kredit merdeka untuk nasabah atau masyarakat. Sedangkan untuk literasi keuangan kami sudah hadir sampai ke tingkat desa,”pintanya.
“Tantangan kita saat ini adalah bersaing dengan bank milik pemerintah atau BUMN yakni BRI, Mandiri dan BNI serta bank swasta lainnya seperti BCA, Bank Niaga dan Danamon. Tapi hanya Bank NTT dan BRI yang kantor atau jaringannya sampai tingkat desa dan bank swasta belum menjadi ancaman bagi kami,”tambahnya.
Untuk diketahui bahwa hingga saat ini, BCA dan Bank Mandiri sudah masuk di beberapa kabupaten/kota di NTT dan itu menjadi acaman bagi Bank NTT. Namun pihaknya akan berusaha untuk bersaing secara sempura.
Pada kesempatan itu Hila juga menjelaskan, dua agenda strategis dari Bank NTT yakni membantu pemerintah dalam menekan atau menurunkan angka kemiskinan dan mempercepat proses pertumbuhan ekonomi dengan pembiayaan infrastruktur.
Selain itu kata dia, Bank NTT membuka jaringan kantor sampai pelosok-pelosok daerah hal ini akan memudahkan nasabah atau masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan dan mengenal bank.
“Beda sekali di satu daerah tidak ada bank atau jasa keuangan lainnya maka masyarakat tidak akan paham soal literasi keuangan. Dan jika jaringan kantor itu banyak dan masuk sampai ke desa-desa minimal bisa ada akses untuk orang menabung, mengajukan pinjaman kredit dan lain sebagainya,”pungkasnya. (Hiro Tuames)