91.032 Anak NTT masuk Kategori Stunting

oleh -165 Dilihat

Suara-ntt.com, Waingapu-Saat ini sekitar 91.032 anak NTT masuk dalam kategori stunting dan memerlukan perhatian pemerintah untuk menemukan kembali hidup yang berkualitas sebagai manusia.

“Dalam menangani stunting serta kematian ibu dan bayi ini harus didahului dengan cinta, mencintai sesama manusia dan mengasihi sebagai bentuk hubungan kita dengan antar sesama manusia maupun Tuhan sebagai sang pencipta. Intinya memanusiakan manusia”, tegas Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat pada acara menandatangi _ROAD MAP_ Rencana Aksi Daerah Percepatan Penurunan Angka Stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi dalam Rapat Kerja Percepatan Penurunan Stunting Se-Provinsi NTT di Hotel Kambaniru, Waingapu, Sumba Timur pada Senin, 4 Juli 2022.

Pada kegiatan tersebut Gubernur NTT VBL menekankan para Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota harus mampu mempercepat penurunan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi.

“Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali Kota harus mampu mempercepat penurunan angka stunting serta angka kematian ibu dan bayi, target yang sudah direncanakan harus serapi mungkin dan dapat tercapai untuk itu perlu ada terobosan/inovasi yang dilakukan”,ungkapnya.

Gubernur mengarahkan target yang dicapai harus bisa dijelaskan dengan didukung dengan dokumentasi kegiatan penanganan stunting serta kematian ibu dan bayi di lapangan.

Viktor mengatakan, penting untuk para Bupati/Wali Kota menindaklajutinya dengan rapat bersama jajaran pemerintah daerah kabupaten/kota, terlebih khusus dengan instansi teknis terkait, para camat, Para Lurah/kepala Desa serta Tokoh Masyarakat maupun Tokoh Agama, sehingga apa direncanakan hari ini dapat tercapai.

Selanjutnya Gubernur juga menyerahkan _Road Map_ kepada perwakilan Bupati/Wali Kota.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT Provinsi NTT, Johanna L. Lisapally dalam laporannya menjelaskan target dari penurunan stunting rata-rata Kapubaten/kota adalah 10 persen. Kabupaten yang optimis penurunan stunting berada dibawah 10 persen yaitu Kab. Ngada sebesar 9,78 persen dan Kab. Manggarai sebasar 7,5 persen serta Kabupaten Sikka sebesar 0 persen.

Lebih lanjut Johanna menjelaskan hasil operasi timbang yang dilaksanakan pada Bulan Februari 2022 mencapai 414.362 bayi/balita dari target 548.294 sasaran bayi/balita dengan 91.032 bayi/balita dengan kondisi stunting dan 133.887 bayi/balita belum terpantau kondisi gizinya.

Ia menambahkan, Terpantau dari 2019-2021 angka stunting di Provinsi NTT mengalami penurunan yaitu pada 2019 sebesar 30 persen, 2020 sebesar 24,2 persen, 2021 sebesar 20,9 persen dan 2022 hasil operasi timbang per Februari sebesar 22 persen.

Menurut Johanna, Selanjutnya aksi sampai dengan akhir Tahun 2022 yaitu penurunan stunting melalui pencegahan difokuskan pada Baduta Stunting (0-23 bulan), penanganan difokuskan pada Balita _Stunting_ (24-59 bulan) hasil timbang 2022 serta pada Agustus 2022 akan dilakukan penimbangan kembali.

Dalam kegiatan tersebut dipaparkan juga Inovasi ITC Pencegahan & Penanganan Stunting serta Kematian Ibu dan Bayi melalui Mama Bo’i dan Keluarga Asuh yang sudah diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao.

Dalam kegiatan itu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) didampingi oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT, Johana L. Lisapally dan Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat. (HT)