Suara-ntt.com, Ba’a-Dalam mendukung dan menyukseskan program tanam jangung panen sapi (TJPS) dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) maka saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao sudah menyiapkan lahan seluas 700 hektar untuk program tersebut dan itu sudah siap untuk ditanam.
“Tentunya kami dalam menyukseskan program ini membutuhkan bibit atau benih. Kita minta agar bibit itu didistrubusikan secepatnya dan tepat waktu karena sekarang sudah mau masuk musim hujan,” kata Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bulu ketika memberi sambutan pada acara peresmian Kecamatan Loaholu serta pengambilan sumpah dan pelantikan penjabat adminstrasi di lingkup pemerintah Kabupaten Rote Ndao di Desa Oelhua, Selasa (20/10/2020).
Bupati Paulina mengatakan, kehadiran bapak Gubernur NTT bukan sekedar untuk meresmikan Kecamatan Loaholu tetapi lebih dekat melihat dan membantu Pemda Rote Ndao dalam menyukseskan program TJPS.
“Karena 700 hektar itu sangat luas sehingga kami harus bergerak dari sekarang. Kemudian dalam mengeksekusi program ini kami membutuhkan tracktor medium, mesin air, exavator dan sumur gali atau sumur bor,”ungkapnya.
Pada kesempatan itu dirinya meminta Gubernur untuk membantu Pemda Rote Ndao 20 unit tracktor dalam mendukung program TJPS itu.
Rasa Bangga karena Gubernur Hadir dan Resmikan Kecamatan Loaholu
Pada sisi lain, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning Bulu merasa bangga dan khususnya masyarakat yang ada di Kecamatan Loaholu karena Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat hadir dan meresmikan Kecamatan Loaholu.
“Tentu ini menjadi satu kebanggaan dari masyarakat Loaholu dan ini sangat luar biasa karena bapak Gubernur NTT hadir dan meresmikan Kecamatan Loaholu.
Selain itu melihat secara dekat pertumbuhan ekonomi yang ada di Rote Ndao,” katanya.
Paulina mengatakan, sejarah mencatat bahwa pembentukan Kabupaten Rote Ndao dari tahun 2002 hanya enam kecamatan. Dalam perjalanan di tahun 2005 lalu ada dua kecamatan yang dimekarkan oleh Bupati Christian Dillak dan menjadi delapan kecamatan.
Kemudian di tahun 2011, dua kecamatan dimekarkan lagi oleh Bupati Leornad Haning sehingga totalnya menjadi 10 kecamatan. Dan pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao mengusulkan empat kecamatan tetapi yang disetujui hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Loaholu. Dan kecamatan ini dimekarkan dari Kecamatan induknya Rote Barat Laut sehingga pada tahun 2020 Kabupaten Rote Ndao sudah memiliki 11 kecamatan.
Dikatakan, ada tiga kecamatan belum terbentuk dan terjawab karena terkendala persyaratan teknis dan administratif.
“Kita sama-sama berdoa dan berjuang supaya harapan itu terjawab ke depan”, ungkapnya.
Dijelaskan, nama Loaholu merupakan sejarah bahwa ditempat ini merupakan tempat tinggalnya raja Dengka. Kata Loa artinya luas dan Holu artinya pelukan. Dan siapapun yang menjadi pemimpin di Loaholu harus mampu memeluk masyarakatnya dengan tidak membeda-bedakan supaya dapat melayani dengan betul-betul dan memperhatikan masyarakat lebih sejahtera. Kemudian nama Loaholu digunakan untuk mengenang Raja Bapak Tungga yang sudah almahrum.
Lebih lanjut kata dia, pembentukan kecamatan baru merupakan strategi dari pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan pelayanan administrasi kepada masyarakat sehingga pada hari ini bukan saja kecamatan dibentuk dan diresmikan tetapi aparatur juga dilantik menjadi Camat, Sekertaris Camat dan lain sebagainya untuk melayani masyarakat.
“Walaupun kami menyadari bahwa masih sangat terbatas dalam pemekaran sebuah kecamatan tetapi pelayanan kepada masyarakat itu yang diutamakan,”pungkasnya.
Turut hadir dalam acara itu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Pimpinan Perangkat Daerah Provinsi NTT, Staf Khusus Gubernur NTT, Bupati Rote Ndao Paulina Haning Bulu, Wakil Bupati Stefanus M. Saek, Ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao, Alfred Saudila, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rote Ndao, Paulus Henuk, Sekda Rote Ndao, Jonas M. Selly, Forkopimda Kabupaten Rote Ndao serta undangan lainnya (Hiro Tuames)