Suara-ntt.com, Labuan Bajo-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) secara tegas menolak radikalisme dan terorisme ada dan berkembang di bumi Flobamorata. Karena hal ini akan menghambat proses pembangunan di NTT.
Asisten III Setda Provinsi NTT, Johanna E. Lisapaly mewakili Wakil Gubernur, Joseph A. Nae Soi mengatakan, Pemprov NTT telah membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) sejak 2015 dan telah menyusun sebuah model kebijakan untuk memberikan pemahaman terhadap nilai-nilai luhur Pancasila yang didasarkan pada kearifan lokal, serta berbagai kebijakan dan program pembangunan dapat disinergikan dengan upaya pencegahan terorisme di NTT, agar visi NTT bangkit NTT NTT sejahtera dapat terwujud.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi NTT ini memberi apresiasi yang tinggi dan berterima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), yang telah memilih Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sebagai tuan rumah penyelenggara Rakernas FKPT kedelapan ini.
“Ini membuktikan bahwa NTT sebagai Nusa Terindah Toleransi yang sementara dibenahi dan didandani menjadi New Tourism Territory, menjadi tempat yang sangat aman dan nyaman untuk dinikmati, apalgi saat ini, khusus di Labuan Bajo, sebagai destinasi Super Premium tengah dipersiapkan dengan maksimal agar dapat sukses menjadi tuan rumah KTT G-20 dan ASEAN Summit 2023 mendatang,” katanya pada acara penutupan rapat koordinasi nasional (Rakernas) FKPT VIII di Labuan Bajo, Rabu (3/3/2021).
Dikatakan, suksesnya penyelenggaraan Rakernas ini menjadi salah satu modal dan kekuatan untuk makin memantapkan kesiapan NTT sebagai tuan rumah pada berbagai event berkelas dunia. Ini juga memastikan bahwa Indonesia pada umumnya sangat aman untuk menyukseskan agenda akbar dunia tersebut.
Sementara itu Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Prauhuman Lubis, menegaskan komitmen dan tekad dari seluruh peserta Rakernas FKPT VIII di Labuan Bajo, Manggarai Barat untuk menjaga dan merawat Indonesia harus bebas dari Radikalisme dan Terorisme, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
Rakernas FKPT VIII diikuti oleh 32 Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dari seluruh Indonesia.
“Sumbangan pemikiran cerdas yang dihasilkan pada forum ini harus memberi kontribusi nyata kepada seluruh masyarakat Indonesia, sehingga dapat selamat dari dua virus mematikan saat ini, yaitu COVID-19 dan Radikalisme. Tantangan kedepan semakin kompleks, harus memacu semua komponen bangsa untuk meningkatkan kerja sama, membangun jaringan di semua lini, baik offline maupun online, sehingga ditengah segala keterbatasan aktivitas dalam memerangi terorisme dan radikalisme harus bisa menjangkau semua lapisan masyarakat,”ungkapnya.
Dia menyampaikan bahwa hasil survey tahun lalu, didapati bahwa potensi radikalisme terus menurun dari tahun ke tahun.
“Trend positif tersebut, janganlah membuat kita lengah, namun harus meningkatkan kewaspadaan. Namun ternyata potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, masyarakat urban dan generasi yang lebih muda serta pada mereka yang aktif mencari dan menyebar konten keagamaan di internet dan sosmed.
Dikatakan, radikalisme terhadap kaum perempuan merupakan fenomena terbaru, dimana perempuan sekarang tidak hanya menjadi korban, tetapi menjadi pelaku aksi terorisme. Seperti yang terjadi di Surabaya dan Sibolga. Tantangan inilah yang harus direspon dengan cepat oleh FKPT dengan membentuk bidang khusus Perempuan dan Anak pada FKPT.
Acara Penutupan Rakernas ini diawali dengan testimoni seorang jenderal yg dulunya menjadi bagian dari dari kaum radikalis Indonesia, yang kini telah dipercaya menjadi Direktur Pencegahan pada Deputi I BNPT, Brigjend Pol. Ahmad Nurwahid. Pengalaman dari Jenderal Polisi inilah yang membuatnya sangat tegas menentang paham radikalisme dan terorisme terus berkembang di Indonesia.
“Indonesia harus benar-benar bebas dari terorisme agar aman, nyaman dan maju. Hal ini dapat dicapai melalui kolaborasi untuk Indonesia sesuai dengan tema Rakernas FKPT VIII,”tegasnya
Ketua Panitia Rakernas, Moch. Chairil Anwar yang juga adalah Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, menyampaikan bahwa kegiatan rakernas yang diikuti oleh 192 peserta dari 32 provinsi di Indonesia dibagai dalam tiga kelas virtual, masing-masing bertempat di Hotel La Prima, Bintang Flores dan Jayakarta, telah melakukan 6 kegiatan menyangkut bidang Media Massa, Hukum dan Humas, Bidang Perempuan Perempuan dan Anak, Bidang Pemuda dan Pendidikan, Bidang Agama, Sosial dan budaya, Bidang Pengkajian dan Penelitian. Seluruh kegiatan ini, kecuali bidang penelitian akan dilaksanakan secara online oleh karena situasi pandemi COVID-19. (HT)