Dukung Food Estate di Sumba Tengah, Kementerian PUPR Bangun Embung dan Tujuh Buah Sumur Bor

oleh -150 Dilihat

Suara-ntt.com, Waibakul-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia melalui Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai NTT II meninjau beberapa sumber mata air dan lokasi pembangunan embung guna mendukung program Food Estate yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melalui Kementerian Pertanian RI di Kabupaten Sumba Tengah pada tahun 2021.

Kepala Satuan Kerja Penyediaan Air Tanah dan Air Baku Balai Wilayah Sungai NT II Kupang Kementerian PUPR, Nahason Hariandja didampingi Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu meninjau beberapa sumber mata air dan lokasi pembangunan embung yang berada di Desa Waimanu dan Desa Wailawa di Kecamatan Katiku Tana Selatan.

“Sebagai Kementerian Infrastruktur, kami mendukung program food estate ini yang merupakan program Presiden Jokowi lewat Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Bentuk dukungan yang kami berikan adalah pembangunan embung, sumur-sumur bor.
Kami hadir disini bersama Pemerintah Daerah untuk meninjau beberapa sumber mata air di Desa Wailawa dan Desa Waimanu guna mendukung program Food Estate di tahun 2021,”ungkap Hariandja pada Rabu, 16 Juni 2021.

Menurut Hariandja, kunci dari program pengembangan lumbung pangan atau food estate adalah ketersediaan air untuk irigasi dan teknologi pertanian.

“Sinergi perencanaan infrastruktur irigasi, embung dan pertanian yang dilakukan antara Kementerian PUPR bersama Kementan bertujuan untuk mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi dari hulu ke hilir,” ucap Hariandja

Kementerian PUPR sendiri memberikan dukungan irigasi dan embung pertanian pada lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, Ditjen Sumber Daya Air dengan membangun 7 unit sumur bor.

“Sebanyak 7 unit sumur bor saat ini dibangun dengan rata-rata kedalaman pengeboran 60-70 meter, dimana masing-masing sumur bor menggunakan tenaga solar cell dengan jarak antara titik sumur bor ke saluran pembagi sejauh 1,5 km.
Sementara itu, untuk embung yang dibangun, diperkirakan dapat menambah areal layanan seluas 400 hektare,” ujarnya.

Saat meninjau sumber mata air waipadedi dan sumber mata air wairowak yang terletak di Kecamatan Katiku Tana Selatan, Hariandja berencana air yang ada akan dioptimalkan guna mendukung food estate diwilayah tersebut.
“Sumber mata air ini sangat besar, kami akan coba kerjakan sehingga bisa dioptimalkan sebagai irigasi pertanian. Pola pengelolaan air ini nantinya menggunakan sistem Sprinkler.
Sprinkler merupakan salah satu teknik pengairan tanaman yang terlihat seperti air hujan yang bisa memutar secara otomatis untuk menyirami tanaman.” Ujar Hariandja.

Sementara, Bupati Sumba Tengah, Paulus S. K. Limu menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai NTT II yang telah datang meninjau berbagai sumber mata air untuk dikelola dan dikerjakan sehingga dapat dipergunakan secara baik dalam mendukung program food estate.

Bupati  Limu mengatakan kontribusi yang diberikan oleh Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai NTT II akan sangat membantu masyarakat guna mengembangkan perluasan program food estate di wilayah Katiku Tana Selatan dan sekitarnya.

Dia berharap sumber air tersebut diproyeksikan untuk mengairi lahan persawahan seluas kurang lebih 500 hektar yang berada pada 3 Desa yakni Desa Wailawa, Desa Dameka dan Desa Waimanu. Selain itu, air tersebut akan digunakan untuk mengisi embung-embung yang saat ini sedang dibuat oleh Balai Wilayah Sungai NTT II di Kecamatan Katiku Tana Selatan. (HT/Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Sumba Tengah)