Masyarakat Mabar Keluhkan Ruas Jalan Golowelu-Ndiuk Tak Kunjung Selesai

oleh -147 Dilihat

Suara-ntt.com, Labuan Bajo-Masyarakat Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mengeluh soal pekerjaan ruas jalan Golowelu-Ndiuk berlokasi di Kecamatan Kuwus dan Kuwus Barat yang berstatus jalan provinsi hingga saat ini belum selesai dikerjakan.

Pasalnya dalam tahun kelender, jalan tersebut sebenarnya selesai dikerjakan pada bulan November 2020 lalu namun fakta di lapangan pekerjaan itu tak kunjung selesai hanya sebatas penumpukan material saja.

Untuk diketahui bahwa pekerjaan jalan itu menelan biaya  sekitar Rp 47 miliar dengan panjang kurang lebih 16 kilometer dan dikerjakan oleh PT. Gunung Sari.

Dikatakan, saat ini kondisi jalan tersebut semakin jelek karena hujan terus menerus dan material sudah terbawa dan terkikis karena air hujan.

“Sekarang sudah hujan terus dan kondisi jalan semakin jelek dan materil sudah terbawa dengan air hujan semua dan kita mohon perhatian Pemerintah Provinsi terkait keadaan jalan provinsi yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Kasihan uang rakyat NTT,”tulis sumber yang tidak mau dikorankan namanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi NTT, Maksi Nenabu yang dikonfirmasi media ini mengakui bahwa pekerjaan itu belum selesai dikerjakan oleh kontraktor namun masih mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan sisa pekerjaan.

Dijelaskan, karena kondisi cuaca hujan ada pekerjaan yang rusak bahkan ada longsoran sehingga sementara diperbaiki kemudian ditambah lagi medan yang sangat berat.

“Pekerjaan itu memang belum selesai tapi kontraktor masih sanggup untuk melanjutkan pekerjaan. Kontraktor juga minta addendum atau perpanjangan waktu karena belum selesai sehingga dikenakan pinalti atau denda,”ungkapnya.

Dikatakan, pada tahun 2021 ini kontraktor masih melanjutkan pekerjaan namun dikenakan denda. Dan pekerjaan itu belum diserahkan karena masih ada perbaikan.

“Orang hanya melihat dari luar saja padahal kontraktor lagi kerja dan perbaiki yang rusak. Dan pekerjaan itu juga belum ada serah terima”.

“Karena kemarin ada badai Seroja kita masih memberikan kesempatan dengan konsekuensi diberikan denda sampai semua pekejaan selesai baru dilakukan serah terima,”bebernya.

Lebih lanjut kata dia, sejauh ini progres pekerjaan sudah mencapai 80-an persen. Dan kontraktor tetap bertanggung jawab atas pekerjaan itu. (Hiro Tuames)