Gubernur NTT Sebut NU Milik Bersama

oleh -150 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) sebut bahwa Nahdlatul Ulama (NU) bukan saja sebuah organisasi keagamaan akan tetapi  merupakan sebuah organisasi kebangsaan, yang patut dimiliki oleh seluruh anak bangsa ini.

Gubernur Viktor mengatakan, NU bukan hanya milik kelompok tetapi merupakan milik bangsa karena orang-orang didalam NU mempunyai satu kesamaan yaitu berpikir untuk bangsa. Dari situ organisasi tersebut tidak hanya dijaga oleh saudara-saudara yang beragama Islam tetapi semua umat beragama karena organisasi ini milik bersama.

“Bagi saya pribadi orgaisasi Nahdlatul Ulama bukan saja sebuah organisasi keagamaan akan tetapi  merupakan sebuah organisasi kebangsaan, yang patut dimiliki oleh seluruh anak bangsa ini. NU bukan hanya milik kelompok tetapi merupakan milik bangsa karena orang-orang didalam NU mempunyai satu kesamaan yaitu berpikir untuk bangsa”.

“Salah satu buktinya adalah saat ini saudara-saudara kita yang beragama Khonghucu hari ini bisa merayakan hari raya Imlek adalah berkat salah satu petinggi NU yaitu alm. K. H. Abdurahman Wahid sehingga kehadiran saya pada acara ini bukan hanya suatu kewajiban sebagai seorang gubernur tetapi kehadiran saya saat ini untuk menunjukan rasa terima kasih saya kepada para ulama yang telah menjadi fondasi pendiri dari seluruh nilai-nilai kebangsaan. Maka dari itu organisasi NU tidak boleh hanya dijaga oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam tetapi oleh kita semua karena organisasi ini milik kita bersama,” katanya saat memberi sambutan pada acara pembukaan Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama ke- 10 tingkat Provinsi NTT di Asrama Haji Kupang, Kelurahan Maulafa, Kota Kupang pada Sabtu, 4 September 2021.

Dalam kesempatan itu Gubernur meminta semua masyarakat yang berada didalam provinsi untuk tidak melihat kemiskinan sebagai salah satu hal yang ingin memenjarakan cara berpikir, cara bertindak dan cara berkata tetapi harus terlahir bebas untuk melihat masa depan yang lebih baik.

“Karena jika kita hanya melihat semata-mata dari sisi kemiskinan provinsi ini maka kita tidak akan keluar dari kemiskinan ini. Tetapi kita harus menjadi orang-orang besar dengan cara berpikir yang besar agar kita bisa keluar dari kemiskinan,”ungkapnya.

Dijelaskan, perubahan itu tidak memerlukan banyak orang yang terlibat karena sebanyak apapun orang yang terlibat tetapi tidak dilakukan dengan militan maka akan sia-sia upaya perubahan tersebut. Akan tetapi jika dilakukan dengan militansi dan pengetahuan serta keyakinan maka perubahan itu akan terlihat.

“Oleh karena itu saya terus mendorong agar kita tidak hidup hanya untuk menerima nasib kita akan tetapi harus menentukaan nasib kita dan harus punya keyakinan bahwa provinsi ini mempunyai masa depan yang luar biasa,”ucapnya.

Untuk diketahui  bahwa acara pembukaan Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama ke-10 tingkat Provinsi NTT dirangkaikan dengan penyerahan Hibah tanah dari Pemprov kepada Pengurus Besar NU Provinsi NTT. Dan hadir pula dalam kesempatan itu Ketua DPRD Provinsi NTT, Emiliana Noemleni. (HT)