Mengenang Kartini dan Jangan Lupakan Supratman

oleh -163 Dilihat

Oleh : Verry Guru (Mahasiswa Pascasarjana IAKN Kupang)

Suara-ntt.com, Kupang-Jagat dunia nyata dan dunia maya hari ini ditebari tampilan yang anggun dan menawan karena mengenang RA Kartini yang merupakan pahlawan nasional Indonesia. Setiap tanggal 21 April, atmosfir memori dan pandangan publik tertuju untuk memperingati Hari Kartini. Kartini yang sangat dikenal sebagai seorang wanita Jawa yang memiliki sikap antara lain : berani, optimis, sederhana, rela berkorban dan cerdas. Meski di usia 12 tahun Kartini berhenti bersekolah, namun wanita kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini tak pernah berhenti untuk tetap belajar dan terus berusaha untuk memberikan manfaat dan pengaruh positif bagi kaum perempuan dan orang-orang lain yang ada di sekitarnya.
Cara cerdas yang selalu digunakan Kartini saat itu adalah membaca melalui kotak bacaan (leestrommel) langganan ayahnya yang berisikan buku, koran, dan majalah; baik itu dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sosial, politik dan sastra merupakan bacaan yang paling sering ia baca saat itu. Salah satu buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang; mengingatkan kita semua tentang sosok RA Kartini yang melegenda dan spiritnya senantiasa relevan bagi kehidupan setiap anak manusia yang sedang berziarah di muka bumi yang fana ini. “Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu,” tandas RA Kartini. Makna di balik kutipan ini ingin mengatakan kepada kita khususnya generasi milenial agar jangan terjebak mentalitas instan dan harap gampang. Diperlukan kerja keras dan kerja cerdas untuk meraih-gapai cita-cita yang digantung setinggi langit biru.

Jangan Lupakan Supratman

Yang menarik dari setiap kali hajatan dalam memperingati dan mengenang hari Kartini, memori publik nyaris lupa siapa pengarang lagu Ibu Kita Kartini. Lagu ini diciptakan oleh WR Supratman pada tahun 1929. Syair lengkapnya demikian:

Ibu kita Kartini Putri sejati
Putri Indonesia harum namanya

Ibu kita Kartini pendekar bangsa
Pendekar kaumnya untuk merdeka

Ibu kita Kartini putri jauhari
Putri yang berjasa se Indonesia

Ibu kita Kartini putri yang suci
Putri yang merdeka cita-citanya

Wahai ibu kita Kartini putri yang mulia
Sungguh besar cita-citamu bagi Indonesia.

WR. Supratman menciptakan lagu ini semata-mata hnya untuk mengenang begitu besar jasa RA Kartini bagi bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan yang sangat merasakan “aroma” diskriminasi dalam segala aspek kehidupan. Tidak hanya mengarang lagu Ibu Kita Kartini, tapi masih ada sejumlah lagu nasional lainnya yang diciptakan oleh WR Supratman antara lain : Indonesia Raya (lagu kebangsaan RI yang diciptakan pada tahun 1924); Di Timoer Matahari tahun 1931; Indonesia Iboekoe diciptakan pada tahun 1926; Bendera Kita Merah Poetih tahun 1928; Bangoenlah Hai Kawan tahun 1929; Mars KBI (Kepandoean Bangsa Indonesia tahun1930); Mars Parindra tahun 1930; Mars Soerya Wirawan tahun 1937; Matahari Terbit tahun 1928 dan Selamat Tinggal: lagu yang belum selesai WR Supratman tulis di tahun 1938. Ia meninggal dunia pada 17 Agustus 1938 di usia yang sangat muda 36 tahun. Meski demikian setiap kali mendengar lagu Ibu Kita Kartini dan merayakan perjuangan Kartini di era milenial ini, ada pesan moral nan heroik bagi kita semua yakni tak boleh melupakan jasa dan karya WR Supratman. Merayakan Kartini harusnya paralel atau tegak lurus dengan mengenang Supratman. Spirit emansipasi perjuangan Kartini jangan sampai “ternoda’ dan mengaburkan karya Supratman. Teringat pesan keramat sang proklamator Bung Karno Jas Merah: jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Mengenang sejarah termasuk memperingati dan merayakan hari Kartini, sesungguhnya kita sedang menghidupkan peradaban masyarakat dan bangsa ini. Cara yang paling mudah adalah mengingat semua karya dan jasa baik para pendahulu atau para pahlawan tanpa harus melupakan atau meniadakan peran serta kontribusi para pahlawan yang lain. Hanya dengan cara seperti ini, makna dan arti dalam mengenang hari-hari bersejarah di persada nusantara ini senantiasa menginspirasi kaum milenial dalam mengisi kehidupan dan meraih-gapai cita-cita mereka. Semoga ! (*)