Gubernur VBL Titip Tiga Masalah ini untuk Diselesaikan IBI NTT

oleh -215 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) titip tiga masalah untuk diselesaikan oleh pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ketiga masalah itu antara lain stunting dan angka kematian ibu serta anak.

“Saya titip stunting yah. Juga kematian ibu dan anak. Tiga ini harus jadi prioritas (organisasi IBI, red). Sekarang posisi prevalensi stunting kita sudah turun 22 persen. Kita harapkan harus turun ke nol persen. Kita harus berani bilang begitu karena itu (kerja, red) kemanusiaan,” kata Gubernur VBL ketika menerima pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Nusa Tenggara Timur di ruang kerja gubernur pada Kamis, 23 Juni 2022.

Pada kesempatan itu, Gubernur VBL mengajak para bidan yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT untuk menurunkan angka stunting dan angka kematian ibu serta anak jadi nol persen.

Menurutnya, tidak boleh merencanakan kematian ibu dan anak turun berapa persen. Itu sama artinya merencanakan kematian manusia. Walaupun hal itu dipakai dan diakui oleh dunia internasional, namun jika direfleksikan secara mendalam, model perencanaan tersebut bertentangan dengan hak asasi manusia.

“Teman-teman di organisasi kebidanan juga harus mulai paham cara berpikir seperti ini. Ini perspektif. Tidak boleh dalam dunia kesehatan, ada toleransi sekian persen kematian ibu dan anak. Dunia kesehatan itu harus zero (nol persen, red). Tapi kalau dalam perjalanannya ada yang meninggal, itu di luar perencanaan kita. Niat kita maunya nol dan kerja sungguh-sungguh untuk nol,”ungkapnya.

Dijelaskan untuk mencapai target tersebut, harus ada perubahan pola pikir atau mindset terutama dari organisasi-organisasi profesi kesehatan. Dengan kondisi yang masih miskin dan tertinggal, kita harus menetapkan target yang tinggi.

“Kita harus bikin (buat, red) target yang sangat tinggi, yang mungkin tidak sampai. Dengan itu, kita memaksakan diri dalam segala hal termasuk tenaga untuk berusaha capai itu. Kalau kita sudah sampai tiga perempat, itu sudah sesuatu yang luar biasa. Daripada kita buat target setengah saja, buat apa toh sampai juga nantinya. Tapi saya bikin yang tidak saya sampai, sehingga saya paksa diri. Jadi teorinya harus dirubah dari push to the limit (dorong hingga batas, red) jadi push over the limit (dorong melewati batas,red). Ini perspektif baru yang kita harus lakukan untuk bawa NTT maju,” kata Gubernur VBL.

Gubernur meminta untuk menghilangkan cara kerja yang biasa atau business as usual. Organisasi IBI juga diharapkan keluar dari kegiatan-kegiatan yang sudah baku dan menyesuaikan diri dengan perubahan.

“Dunia sekarang sudah berubah, tidak lagi satu orang dengan satu profesi. Jadi nanti organisasi kebidanan, tolong sampaikan kepada para anggota terutama yang masih junior bahwa tidak cukup lagi dengan satu keahlian, tapi harus lebih. Para Bidan juga harus punya lebih dari satu keahlian.Manusia sekarang menuju manusia dengan kemampuan jamak. Satu saja tidak cukup, tapi dua atau tiga. Rata-rata perempuan mampu untuk ini dibandingkan laki-laki,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua IBI NTT, Damita Palalangan menyampaikan apresiasi untuk arahan dari Gubernur. Organisasi IBI NTT tentu akan berupaya terlibat secara aktif dalam penanggulangan stunting serta kematian ibu dan anak. Damita menyampaikan jumlah bidan di seluruh NTT sekitar 7.000 orang.

“Besok kami akan merayakan HUT ke-71 IBI. Berbagai rangkaian kegiatan untuk perayaan HUT ini telah kami lakukan sejak bulan Maret lalu. Kami juga akan melaksanakan Rapat Kerja di Labuan Bajo pada 14-16 Juli nanti. Kami berharap bapak dapat menjadi salah satu pembicara dalam kesempatan tersebut untuk menyemangati para bidan dalam bekerja,” pungkas Damita. (HT)