Suara-ntt.com, Ba’a-Sebuah rekor dunia dipecahkan dari kolaborsi sukses antara Bank NTT, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Rote Ndao. Rekor dunia yang dipecahkan yakni ‘Pagelaran Tari Te’o Renda oleh Penari Terbanyak’ yang berlangsung di lapangan upacara Kantor Bupati Rote Ndao pada 8 Juli lalu.
Dan rekor dunia tersebut dicatatkan oleh Museum Rekor Dunia Indoneia (MURI) dengan nomor 10416.
Yusuf Madri mewakili pihak Muri menyerahkan piagam rekor itu disaksikan ribuan pasang mata dari para undangan dan masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
Hadir dari pihak Bank Indonesia, Kepala Kantor Pewakilan BI Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan Bupati Rote Ndao, Ny. Paulina Haning. Tidak hanya itu, pejabat dari Pemrov NTT juga ikut hadir dalam momentum yang membanggakan seluruh masyarakat Rote Ndao dan NTT itu.
Kepada media, pihak MURI mengurai alasan raihan rekor ini. Bahwa Tari Te’o Renda biasanya dilakukan secara kelompok untuk menyambut tamu atau pejabat, serta pada kegiatan-kegiatan suka cita sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan para leluhur di kalangan masyarakat.
Dicatatkan sebagai rekor dunia, karena tarian Te’o Renda ini ditampilkan oleh 2.022 siswa-siswi SD dan SMP dari 23 Sekolah di Kabupaten Rote Ndao. Bahkan, pagelaran ini bertujuan untuk mengangkat, melestarikan, mempopulerkan serta menumbuhkan kebanggaan generasi muda atas tarian Te’o Renda, sebagai kreasi budaya asli Kabupaten Rote Ndao.
“Pada acara Festival Rote Malole di Rote Ndao, wilayah paling selatan NKRI; Bank Indonesia bersama Pemkab Rote Ndao dan BPD NTT menggunakan event ini sebagai edukasi memupuk rasa cinta, bangga dan paham Rupiah, sekurangnya tingkat kesadaran atas Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa,”kata Yusuf.
Hal yang sama disampaikan Kepala Kantor BI Perwakilan NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja pada Sabtu (8/7) di Lippo Plaza, bahwa yang dilakukan adalah sebuah gerak bersama dalam melestarikan budaya bangsa.
Dan Bank Indonesia hadir untuk mendukung pelestarian budaya, tentu masih dalam moment ini, sebagai ajang untuk menjadikan Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara. Apalagi Rote Ndao adalah wilayah paling selatan di NKRI, dan berbatasan dengan Australia.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menegaskan, dengan adanya rekor ini, menandakan bahwa dari provinsi ini telah lahir sebuah kegiatan yang menginspirasi dunia. Bahkan Bank NTT sebagai sebuah lembaga layanan perbankan pun sejauh ini ikut konsen pada pengembangan serta pelestarian budaya.
Sejumlah kegiatan Bank NTT misalnya, menjadikan budaya sebagai potensi unggulan yang layak untuk ditampilkan., seperti, festival desa Binaan Bank NTT, disana Bank NTT bekerjasama dengan sejumlah lembaga seperti Kementerian Hukum dan HAM, untuk menghadirkan Hak atas Kekayaan Intelektual, serta indikasi geografis sehingga kedepan, produk budaya NTT tidak diklaim sebagai milik daerah ataupun bangsa lain. (Humas Bank NTT/HT)