Pemprov NTT Akui Kurang Sosialisasi Kenaikan Harga Tarif Masuk TNK 

oleh -166 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengakui kurang melakukan sosialisasi soal kenaikan harga tarif masuk Taman Nasional Komodo dan Pulau Padar.

Kenaikan tarif tiket masuk di Taman Nasional Komodo menjadi polemik di kalangan masyarakat. Hal itu dikarenakan kurangnya sosialisasi dari pemerintah berkaitan dengan keputusan mengkonservasi Pulau Padar dan Komodo.

“Jadi ini karena masalah sosialisasi yang belum bisa berjalan dengan baik. Sehingga sosialisasi perlu dilakukan. Kami sudah siapkan tim untuk itu,”kata  Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam jumpa pers di Lantai II Kantor Gubernur NTT pada Senin, 1 Agustus 2022.

Gubernur Viktor mengatakan, mulai hari ini kebijakan pemerintah resmi memberlakukan harga tarif tiket masuk Taman Nasional Komodo (TNK) sebesar Rp 3,75 juta di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)

“Iya kita baru mulai hari ini, agar Pulau Padar dan Pulau Komodo menjadi daerah konservasi. Kalau secara pribadi, saya mau semuanya ditutup. Tetapi itu kan tidak boleh,”ungkapnya.

Dia menegaskan, bagi kelompok yang tidak setuju terhadap kenaikan harga tiket di TN Komodo dan melakukan intimidasi, serta ancaman yang menyebabkan para wisatawan merasa takut, pihaknya akan mengambil langkah tegas.

“Sebagai Gubernur dan Forkompinda, kami akan mengambil langkah tegas kepada mereka-mereka yang melakukan tindakan itu,” tegasnya.

“Kepada para hotel dan restoran diharapkan untuk tetap buka. Kalau ada masalah atau merasa terganggu, silahkan lapor saja ke polisi. Pemda Manggarai Barat juga harus tegas,” tambahnya.

Ia menerangkan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo baru saja meresmikan Pulau Rinca sebagai mass tourism, dan didalam terdapat 1.300 Komodo, dengan tarif masuk yang sangat terjangkau.

“Ada sebagian besar Komodo ada didalam sana. Jadi Komodo di Pulau Rinca, Padar dan Pulau Komodo itu mukanya sama saja. Masyarakat bisa kesana dengan harga yang terjangkau,” jelasnya.

Konservasi dilakukan di Pulau Padar dan Pulau Komodo hanya semata untuk menjaga ekosistem di kedua pulau itu bisa terjaga dengan baik, sebagai antisipasi dari ancaman dari pencurian makanan Komodo.

Selain itu menjaga ekosistem laut di Pulau Padar dan Pulau Komodo. Karena menurut riset, kekayaan alam bawa laut di kedua pulau mencapai angka Rp 20 triliun.

“Sehingga itu perlu dijaga dengan baik. Kita jaga ancaman pemboman ikan dan pencurian makanan Komodo. Karena kalau dibiarkan, maka lama-lama akan hilang. Semua ini kita lakukan agar TNK serta Labuan Bajo sebagai wisata super premium akan berjalan dengan baik,” pungkasnya. (Hiro Tuames)