Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta Bupati Rote Ndao, Paulina Haning Bulu membentuk Tim Satuan Tugas (Tugas) penanganan kemiskinan dengan melibatkan Kodim, Polres Rote Ndao dan Kejaksaan Negeri Rote Ndao, Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Rote Ndao, Tokoh Agama dan pihak Gereja untuk mendata dan mengetahui dengan pasti angka kemiskinan di Kabupaten Rote Ndao dengan akurat.
Ini juga untuk mendukung Program Sensus Tahun 2022 bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT.
“Data harus dicek kebenarannya karena data yang tepat dan akurat akan menunjang setiap program, karena itu kita harus serius dan jujur berkerja memberantas kemiskinan. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan setiap Provinsi untuk menyelaraskan APBD Provinsi, Kabupaten dan Desa untuk bisa bersama menghapus angka kemiskinan ekstrim hingga nol persen,”kata Gubernur Viktor ketika memberi sambutan pada acara Rapat Kerja Gubernur bersama Kepala Desa dan Camat se-Kabupaten Rote Ndao di Auditorium Ti’ilanga Kabupaten Rote Ndao pada Kamis, 01 September 2022.
Pada kegiatan Rapat tersebut Gubernur meminta kerja sinergitas untuk menekan angka kemiskinan.
“Kita harus berkerja dengan sungguh-sungguh untuk membangun Provinsi ini menuju pada kemajuan. Ini juga agar kita bisa bersama menghapus stigma sebagai salah satu provinsi miskin di Indonesia,”ungkapnya.
Dia menuturkan bahwa perencanaan anggaran yang salah dan target yang keliru membuat merupakan dua faktor penyebab kegagalan penekanan angka kemiskinan. Karena itu dirinya menghimbau pemerintah daerah Kabupaten Rote Ndao mampu merumuskan dengan baik program dan secara berkala meningkatkan potensi yang ada pada setiap Kecamatan dengan cara memberdayakan masyarakat yang masuk dalam kategori miskin.
“Saya percaya Kabupaten Rote Ndao mempunyai sumber daya yang luar biasa dan didukung etos kerja yang baik untuk mampu menekan angka kemiskinan. Ditahun 2021, Provinsi NTT berhasil menurunkan angka kemiskinan 37 ribu di masa pandemi COVID-19. Saya harapkan dengan mental masyarakat Rote yang giat berkerja dan sebagai mesin sumber daya di Provinsi NTT, kita meningkatkan berbagai potensi yang ada, seperti hasil budidaya rumput laut dari Kabupaten Rote Ndao dengan kualitas terbaik di dunia untuk menumbuhkan ekonomi kita,”ujarnya.
Gubernur mengharapkan kejujuran masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten Rote Ndao dalam menyampaikan data angka kemiskinan sehingga bantuan-bantuan dapat tersampaikan tepat sasaran,”bebernya.
Selain itu Gubernur menghimbau Pemerintah Daerah Kabupaten Rote Ndao mampu menjadi penghasil sorgum atau jagung Rote terbesar di Nusa Tenggara Timur.
“Pulau Rote Ndao mempunyai energi positif yang luar biasa, kita harus menjaga dan meningkatkan setiap potensi kekayaan sumber daya yang kita miliki,”tandasnya.
Ditempat yang sama, mewakili para Camat dan Kepala Desa se-Kabupaten Rote Ndao, Camat Lobalain Nusry Zacharias menyampaikan pada sektor ekonomi khususnya pariwisata menunjukan peningkatan yang positif. Beliau juga turut menyampaikan harapannya agar Pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk membangun infrastruktur khususnya irigasi, jalan raya, jembatan dan ketersediaan air bersih.
Penandatanganan Prasasti di GMIT Petra Oederas dan Peninjauan Proses Pengolahan Nira Lontar Menjadi Gula Air
Setelah mengikuti Kegiatan Rapat Kerja bersama seluruh Kepala Desa dan Camat se-Kabupaten Rote Ndao, Gubernur dan Bupati Rote Ndao bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Batutua, Kecamatan Rote Barat Daya untuk menghadiri acara penandatanganan Prasasti di GMIT Petra Oederas dan Peninjauan proses pengolahan nira lontar menjadi gula air.
Gubernur dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dapat melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao khususnya menghadiri acara penandatanganan prasasti di GMIT Petra Oederas Desa Batutua, Kecamatan Rote Barat Daya.
“Kita tentunya bersyukur dan bergembira atas diresmikannya Gedung kebaktian GMIT Petra Oederas. Gedung yang besar dan megah ini adalah simbol keseriusan Jemaat untuk memuliakan nama Tuhan, karena itu Gereja dan Pemerintah Nusa Tenggara Timur terkhususnya Pemerintah Kabupaten Rote Ndao harus berkaloborasi. Kita harapkan kabupaten Rote Ndao menjadi penghasil sumber daya manusia yang mampu membangun nusa tenggara timur,” ujar Gubernur.
“Saya merasa semangat ketika mengunjugi Kabupaten Rote Ndao dan saya sangat terinspirasi dengan perjuangan Masyarakat dan Jemaat GMIT Petra Oederas membangun gedung kebaktian ini, selain itu saya hadir saat ini untuk menikmati gula air produksi Masyarakat Desa Batutua”, Ungkap Gubernur Viktor.
“Saya mendengar bahwa gula air produksi Jemaat Petra Oederas mempunyai cita rasa terbaik di kabupaten Rote Ndao, oleh karena itu kedepan saya ingin melakukan kerjasama dengan hotel-hotel di Kabupaten se-Nusa Tenggara Timur dan produk yang dipasarkan selain gula air adalah gula semut,” ungkapnya.
Gubernur VBL bersama rombongan kemudian meninjau proses pengolahan nira di rumah Bapak Joni Ndolu yang berjarak tiga ratus meter dari GMIT Petra Oederas. Gubernur juga mencicipi tuak menggunakan haik serta melihat langsung proses pemasakan air nira pada tungku api serta mencicipi gula air yang telah siap dikonsumsi. Untuk diketahui Bapak Joni Ndolu memproduksi gula air yang kemudian dipasarkan ke seluruh Kabupaten Rote Ndao hingga Kota Kupang dengan kisaran harga Rp. 60.000 hingga Rp. 100.000 per jerigen. (HT)