Pemerintah Lebih Banyak Buat Perencanaan Ketimbang Ekses di Lapangan

oleh -204 Dilihat

Suara-ntt.com, Labuan Bajo-Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi mengatakan, pemerintah saat ini lebih banyak membuat perencanaan ketimbang ekses di lapangan.

“Kita pemerintah pada umumnya lebih banyak merencanakan tapi pelaksaanaanya masih minim. Kita lebih pentingkan seminar dan simposium, tapi aksinya kurang. Hari ini kita harus tunjukan bahwa kita tidak hanya sampai pada diskusi tapi harus sampai pada langkah konkret di lapangan, terkait kerjasamanya bagaimana, mulainya kapan, output dan outcomenya apa. Kita terus mendorong agar investasi pariwisata di NTT berkembang sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan penyerapan tenaga kerja,” kata Wagub Nae Soi saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang Mendorong Kebijakan dan Perbaikan Ekosistem Investasi Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Untuk Destinasi Pariwisata di Hotel Meruora Labuan Bajo pada Kamis, 2 Maret 2023.

Dia meminta agar diskusi-diskusi terkait investasi Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil untuk Destinasi Pariwisata dibatasi. Harus segera dilakukan langkah konret sehingga investasi di NTT dapat bertumbuh.

Wagub menjelaskan untuk mempercepat terwujudnya hal tersebut, diperlukan integrasi dan interelasi yang serasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

“Indonesia adalah negara kepulauan dengan pulau besar dan kecil yang sangat banyak. Begitupun dengan NTT yang merupakan provinsi kepulauan dengan 1.192 pulau baik kecil maupun besar. Kabupaten Manggarai Barat, salah satu kabupaten yang punya banyak pulau kecil. Presiden Jokowi terus mendorong pertumbuhan dan pengembangan investasi dengan berbagai kebijakan yang mendukung. Kolaborasi pentaheliks harus diberdayakan untuk mempercepat pemanfaatan pulau-pulau kecil bagi investasi pariwisata di NTT,” kata dia.

Dikatakan, pemerintah Provinsi NTT telah tetapkan pariwisata sebagai prime mover atau penggerak utama ekonomi NTT. Karena diyakini pariwisata sebagai imajinasi kenikmatan, terwujudnya imajinasi kenikmatan dari sesuatu yang dilihat, mempunyai mata rantai ekomi yang sangat luas.

” Pariwisata miliki mata rantai pasok yang sangat besar. Orang datang pakai apa,orang datang lihat apa,orang datang tidur di mana, orang datang makan apa, menikmati apa dan pulangnya bawa apa. Mata rantai ekonominya sangat luas. Orang butuh makanan, orang butuh cindera mata, orang butuh lihat kenikmatan dan lain sebagainya,”jelasnya.

Untuk diketahui kegiatan FGD ini diinisiasi oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Yuliot dalam sambutan menegaskan kesejahteraan masyarakat tidak akan meningkat secara signifikan bila tidak ada aktivitas ekonomi. Sudah banyak daerah yang berkembang pesat ekonominya karena adanya investasi.

“Di kawasan Timur, potensi wisatanya sangat luar biasa. Pariwisata ini punya banyak peluang untuk investasi. Kita terus memudahkan masuknya kegiatan-kegiatan usaha ke daerah-daerah. Hambatan-hambatan regulasi kita atasi dengan sesuaikan regulasi. Dengan adanya Perpppu nomor 2 tahun 2022, kita akan lakukan perbaikan perizinan termasuk usaha pariwisata agar lebih mudah sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, ” kata Yuliot. (HT)