Danrem 161 Wira Sakti Dinobatkan jadi Orang Tua Asuh Peduli Stunting di NTT

oleh -171 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Komandan Korem 161 Wira Sakti Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang dinobatkan sebagai Salah Satu Orang Tua Peduli Stunting di NTT.

Brigjen Febriel mengatakan, dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, maka hal tersebut memotivasi pribadinya bersama seluruh jajaran TNI Angkatan Darat di NTT, untuk ikut terlibat dan bertanggung jawab penuh dalam menuntaskan masalah stunting di NTT melalui kerja kolaborasi dan kerja masif.

“Kami di TNI AD satu komando, jadi kalau Bapak KASAD sudah menjadi Bapa Asuh Stunting, maka secara otomatis seluruh jajaran dibawahnya, yaitu Pangdam, Danrem, dan Dandim, langsung mengikutinya, karena ini merupakan salah satu bagian program pembinaan teritorial. Kita serius untuk bekerja sama dengan pemda dalam mengatasi stunting di setiap daerah, termasuk di NTT.”

“Keberadaan TNI harus selalu berada di tengah masyarakat, kita tidak saja berfungsi untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, tetapi juga harus siap membantu pemda untuk mewujudkan kesejahterama masyarakat,” ujarnya dalam acara Launching Orang Tua Peduli Stunting dan Gerakan Orang Tua Asuh bagi Balita Stunting di Desa Sillu sebagai Kampung Keluarga Berkualitas/Kampung KB (dicanangkan sejak tahun 2017) di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT pada Minggu, 5 Maret 2023.

Febriel Sikumbang juga memberi masukan positif kepada Pemerintah Kabupaten Kupang agar dalam menjalankan Gerakan Orang Tua Peduli Balita Stunting di Kabupaten Kupang, hendaknya jajaran pemda setempat dapat juga sering melakukan sidak di lapangan, sehingga diharapkan peran dari setiap orang tua asuh dapat diikuti perkembangannya secara langsung bagaimana peran optimal dalam dilaksanakan kepada masing-masing orang tua asuh, sehingga dapat berdampak positif dan signifikan dalam upaya pemda dalam menurunkan angka stunting di wilayah Kabupaten Kupang.

Sementara Kepala BKKBN Pusat diwakili Penyuluh KB Ahli Utama BKKBN, Dwi Listyawardani pada kesempatan tersebut mengatakan, Kepala BKKBN Pusat akan hadir langsung bersama Kepala Staf Angkatan Udara pada minggu depan. Dimana beliau berdua akan melaksanakan bhakti sosial TNI secara nasional yang dipusatkan di Kota Kupang NTT.

“Secara jujur kita akui bahwa upaya kita semua dalam menurunkan angka stunting dapat terlaksana dengan baik, dengan kerja bersama-sama. Dan selama ini dirasakan bahwa kerja ini juga mendapat dukungan penuh dari semua mitra termasuk keterlibatan aktif dari unsur TNI dan POLRI di seluruh Indonesia”, ungkap Listyawardani mengutip harapan dari Kepala BKKBN Pusat.

Listyawardani mengharapkan perlu kesungguhan dan kesadaran dari semua pihak agar kegiatan Pengukuran Balita setiap bulan yang sudah dilaksanakan di setiap Posyandu harus mendapat dukungan demi kesuksesan bersama dalam menurunkan angka stunting di setiap daerah di Indonesia termasuk di NTT.

“Kami perlu keterlibatan semua pihak termasuk orang tua dan orang tua asuh Peduli Balita Stunting juga kita sem harus bekerja keras dan bergotong royong untuk program Balita yang mencakup tinggi badan dan berat badan, sehingga kita bisa sama tahu tentang tumbuh kemang anak normal ataukah tidak? Sehingga dapat diatasi dengan memperbaiki tata Kelola gizi dan pendampingan pengasuhan anak dengan status stunting”, urai Listyawardani yang biasa disapa Ibu Dani.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan, untuk setahun terakhir ini data angka stunting di Kabupaten Kupang terjadi penurunan yang signifikan, yaitu dari 24 persen menjadi 19 persen.

“Kita berharap di pengukuran berat balita kali ini hasilnya akan terjadi penurunan angka stunting di Kabupaten Kupang yang harus lebih baik lagi, karena didalam RPJMD Kabupaten Kupang sesuai target yang telah kami tetapkan bahwa penurunan stunting sampai dengan 2024 harus menjadi 9.3 persen. Sisa waktu ini kita harus bekerja lebih keras lagi, dengan langkah-langkah strategis yang sementara dilakukan adalah Gerakan Orang Tua Asuh bagi Balita Stunting di Kabupaten Kupang. Gerakan ini telah ditetapkan melalui Keputusan Bupati Kupang Bulan Februari lalu. Satu anak stunting ditangani oleh satu oarng tua asuh, dan orang tua asuh tersebut terdiri dari semua ASN Lingkup Pemkab Kupang, juga perbankan dan pengusaha peduli stunting,”jelas Masneno.

Mantan Wakil Bupati Kupang ini juga mengatakan, Pemerintah Kabupaten Kupang dalam menyukseskan Gerakan Orang Tua Asuh bagi Balita Stunting di Kabupaten Kupang, melibatkan unsur TNI dan Polri, yaitu di Kecamatan Kupang Barat.

Pada bagian lain, Ketua Panitia Pelaksana kegiatan yang adalah Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT, Marianus Mau Kuru menyampaikan bahwa Kegiatan Rakerda Program Bangga Kencana bersama masyarakat di Desa bertujuan untuk : 1). Melibatkan masyarakat untuk mengetahui manfaat berbagai program pembangunan khususnya Program Bangga Kencana dalam rangka menciptakan SDM berkualitas sejak dini dari dalam kandungan untuk mewujudkan keluarga yang terencana, berketahanan, berkualitas dan sejahtera, 2). Mendapatkan gambaran kondisi masyarakat desa dari berbagai aspek untuk kepentingan intervensi berbagai program dari sektor-sektor, 3). Mengevaluasi berbagai program dan kegiatan khususnya Program Bangga Kencana apakah telah mencapai sasaran dan memenuhi kebutuhan riil masyarakat, 4). Memberikan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat dan inovasi dari berbagai sektor untuk diterapkan oleh masyarakat, sekaligus dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah sikap dan perilaku keluarga yang tidak menguntungkan anggota keluarga, dan 5). Memberikan dan membagi sedekah untuk anak-anak stunting yang di desa, yang sangat membutuhkan dalam rangka percepatan penurunan stunting.

“Kami jajaran ASN Perwakilan BKKBN NTT, telah ikut berbagi dengan mengangkat 12 anak stunting dari Desa Sillu sebagai anak asuh, sesuai dengan desain TPPS, yaitu anak stunting diberikan makan sebanyak 3 kali dalam sehari selama 6 bulan, dengan besaran Rp 30.000.- per hari. Inilah makna kegiatan Rakerda Program Bangga Kencana bersama masyarakat di Desa”, tambah Marianus.

Putera Malaka ini juga melaporkan bahwa dampak dari kegiatan Rakerda bersama masyarakat di desa yang paling utama adalah semua anak-anak stunting bisa mendapatkan intervensi makanan bergizi dari keluarga dan berbagai pihak, agar dapat keluar dari stunting serta tidak ada lagi calon anak stunting yang dilahirkan oleh seorang ibu.

Kegiatan Pembukaan Rakerda Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Advokasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja Provinsi Nusa Tenggara Timur di Desa Sillu, diawali dengan ceramah tentang Kebijakan Program KB Pasca Salin dalam Penurunan Stunting di NTT, yang disajikan oleh Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT : Ruth D. Laiskodat, dipandu oleh Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT : Margaretha I. Rumondor. (HT)