Suara-ntt.com, Kupang-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT merilis nilai ekspor Februari 2023 mengalami peningkatan sebesar 37,10 persen dari ekspor bulan Januari 2023. Dibanding Februari 2022, nilai ekspor naik sebesar 120,87 persen.
Pasalnya ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Februari 2023 mencapai US$ 5.590.497 dengan volume sebesar 9.166,7 ton.
Kepala BPS Provinsi NTT, Matamira B. Kale mengatakan, ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Februari 2023 naik 37,10 persen dibanding Januari 2023 yaitu dari US$ 5.449.934 menjadi US$ 5.242.918. Sementara jika dibanding Februari 2022, ekspor naik 134,06 persen.
“Pada bulan Februari 2023 kita mengalami penurunan ekspor dibanding Januari 2023. Hal itu disebabkan oleh turunnya ekspor dari sektor non migas,” kata Mira secara virtual beberapa waktu lalu.
Dijelaskan, ekspor non migas Februari 2023 sebesar US$ 5.033.409, turun 4,73 persen dari US$ 5.283.315. Sedangkan, ekspor migas Februari 2023 mengalami peningkatan yakni sebesar 25,74 persen dari US$ 166.620 pada Januari 2023 menjadi US$ 209.509 di Februari 2023.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Februari 2023 terhadap Januari 2023 terjadi pada kelompok komoditas Sari Bahan Samak & Celup (32) yang naik sebesar US$ 321.783 (naik 4.412,22 persen). Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada kelompok komoditas Olahan dari Tepung (19) yang turun US$ 244.210 (turun 59,31 persen).
Mira mengatakan, komoditas lain dengan peningkatan nilai ekspor cukup besar adalah kelompok komoditas
Berbagai Makanan Olahan (21) sebesar US$ 327.935 (naik 677,47 persen) serta kelompok komoditas Mesin / Peralatan Listrik (85) sebesar US$ 600.153 (naik 635,23 persen). Sementara komoditas lain yang penurunannya cukup besar adalah kelompok komoditas Garam, Belerang, Kapur (25) yang turun US$ 7.290 (turun 3,08 persen).
“Selama Januari–Februari 2023, ekspor dari 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi 60,41 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 Kelompok komoditas tersebut naik 7,15 persen terhadap periode yang sama tahun 2022,”ungkapnya.
Dikatakan, pada bulan Februari 2023, komoditas ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur baik migas dan nonmigas yang dimuat melalui pelabuhan di Nusa Tenggara Timur seluruhnya dikirim ke Timor Leste sebesar US $ 5.590.497.
Nilai ekspor NTT yang dikirim ke luar negeri langsung melalui pelabuhan di NTT adalah sebesar US $ 5.380.849 atau sebesar 85,89 persen dari total ekspor provinsi asal NTT. Komoditas ekspor tersebut semuanya dikirim ke Timor Leste.
Selain ekspor melalui pelabuhan di NTT, ekspor komoditas asal NTT juga dilakukan melalui pelabuhan di luar NTT. Tercatat total ekspor ke 10 negara tujuan pada Februari 2023 mencapai US$ 6.214.723, mengalami peningkatan US$ 1.985.347 (naik 46,94 persen) dibandingkan Januari 2023. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya nilai ekspor ke beberapa negara utama.
Di kawasan Asean kata dia, NTT melakukan ekspor ke tiga negara yaitu Timor Leste, Singapura dan Thailand. Kemudian pada Februari 2023, NTT juga melakukan ekspor ke negara di kawasan Uni Eropa yaitu Perancis dan beberapa negara lainnya.
“Pada periode Januari–Februari 2023, Timor Leste masih merupakan negara tujuan ekspor yang memiliki peranan terbesar dengan nilai ekspor sebesar US$ 9.314.427 (86,03 persen), diikuti Perancis dengan nilai ekspor sebesar US$ 285.068 (4,56 persen), dan China dengan nilai ekspor sebesar US$ 265.975 (2,20 persen),”ucapanya.
Dipaparkan, peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Nusa Tenggara Timur menurut sektor pada Februari 2023 dibanding Januari 2023 dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2. Ekspor produk hasil Industri naik 41,41 persen, dari US$ 3.723.253 di Januari menjadi US$ 5.265.025 di Februari 2023. Hal serupa juga terjadi pada ekspor barang hasil pertambangan yang mengalami kenaikan sebesar 33,25 persen dari US$ 176.544 di Januari menjadi US$ 235.236 pada Februari 2023. Ekspor hasil pertanian juga mengalami kenaikan 14,04 persen yaitu dari US$ 446.318 di Januari menjadi US$ 508.986 pada Februari 2023.
“Selama Januari–Februari 2023, ekspor nonmigas Nusa Tenggara Timur meningkat 11,12 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2022. Peningkatan terbesar disumbang oleh ekspor komoditas hasil pertanian sebesar 98,97 persen,”jelasnya.
Lebih lanjut kata dia, pada periode Januari–Februari 2023, komoditas hasil industri memberikan peran yang paling besar terhadap ekspor Nusa Tenggara Timur dengan andil sebesar 86,73 persen.
Dia menambahkan, terdapat tiga pelabuhan muat utama di NTT yang memberikan sumbangan terhadap total nilai ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur pada periode Januari-Februari 2023. Pada Februari 2023 Pelabuhan Atapupu memberikan kontribusi sebesar US$ 4.032.403 atau naik 5,58 persen dari Januari 2023, selanjutnya ekspor dilakukan melalui jalur darat yaitu melalui pintu darat di Atambua sebesar US$ 1.348.446 atau naik 1.117,62 persen dari Januari 2023. Masih sama seperti bulan Januari, pada Februari 2023 tidak dilakukan ekspor melalui Pelabuhan Tenau.
Pada periode Januari-Februari 2023, kontribusi pelabuhan Atapupu menjadi yang terbesar yaitu mencapai US$ 7.851.703 atau sebesar 74,00 persen terhadap total ekspor di Provinsi Nusa Tenggara Timur, selanjutnya pintu darat di Atambua senilai US$ 1.459.191 atau sebesar 13,75 persen.
Selain melalui pelabuhan muat di NTT eskpor menurut Provinsi Asal Barang NTT juga dilakukan melalui pelabuhan muat di luar NTT sebesar US$ 1.300.171 atau sebesar 12,25 persen dari total ekspor Nusa Tenggara Timur. (Hiro Tuames)