Luar Biasa!!! Lobster NTT Berkualitas Internasional Disiapkan untuk Jamuan Makan Malam di Ajang KTT Asean 2023 Labuan Bajo

oleh -207 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengaku dirinya diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyediakan lobster untuk jamuan makan malam terakhir bersama kepala negara di ajang perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean tahun 2023 Labuan Bajo. Dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dan tim juru masak kepresidenan, lobster NTT berkualitas internasional.

“Pak Presiden minta saya untuk sediakan lobster dalam acara jamuan makan malam terakhir bersama para Kepala Negara perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean tahun 2023 Labuan Bajo yang digelar pada 11 Mei yang lalu. Dan hasil pemeriksaan dokter dan tim juru masak kepresidenan, rupanya lobster NTT berkualitas internasional,”kata Gubernur Viktor beberapa waktu lalu.

Gubernur NTT sebut bahwa hasil panen lobster kedua di Mulut Seribu Kabupaten Rote Ndao dikhususkan untuk jamuan makan malam terakhir Presiden Jokowi bersama para Kepala Negara di acara KTT Asean.

Dia menjelaskan hasil produksi perikanan tangkap pada periode 2019 sampai 2023 sedikit fluktuatif karena adanya pandemi COVID-19 tahun 2020 dan badai siklon tropis seroja pada tahun 2021. Total hasil perikanan tangkap NTT pada tahun 2019 sebesar 131.550,94 ton, tahun 2020 naik menjadi 162.004,14 ton, tahun 2021 sedikit menurun 136.624 ton. Pada tahun 2022 naik lagi menjadi 139.050 ton dengan jenis ikan yang ditangkap, yaitu cakalang, kakap, kembung, layang, rajungan, tenggiri, teri, tongkol, tuna dan udang.

Selain perikanan tangkap, hasil perikanan budidaya mengalami pertumbuhan positif di mana pada tahun 2019 dihasilkan sebanyak 9.898,77 ton dan tahun 2022 naik menjadi 12.162 ton.

Sejak tahun 2018 lalu kata dia, telah dikembangkan budidaya kakap putih dan kerapu di Kawasan Mulut Seribu, Rote Ndao dan di Wae Kelambu, Kabupaten Ngada. Pada tahun 2021 dikembangkan percontohan budidaya kerapu di Oenasila, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang di mana sampai dengan tanggal 9 Juni 2023 telah dilakukan 21 kali panen dengan total hasil panen keseluruhan mencapai 14.038 ekor dengan berat keseluruhan mencapai 15.693,98 kilo gram atau 15 ton lebih.

“Hasil panenan ini sebagian besar diekspor ke luar negeri seperti ke Hongkong,”ungkapnya.

Dia mengatakan, pemerintah juga telah merintis budidaya lobster jenis mutiara di Mulut Seribu, di mana telah dilakukan tiga kali panen yakni pada 14 Januari dengan hasil panen 109 kg, pada 8 Mei 2023 sebanyak 37,7 Kg dan pada 7 Juni 2023 dilakukan panen sebanyak 204 kg. Khusus untuk hasil panen kedua disuplay untuk kebutuhan makanan pada perhelatan KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo pada 9-11 Mei yang lalu.

Selain itu, rumput laut di NTT sebagai komoditi unggulan terus dikembangkan secara intensif dan ekstensif, mengingat
potensi pengembangan rumput laut seluas 52 ribu hektar dan baru dimanfaatkan 11 ribu hektar atau sekitar 20 persen. Dalam rentang waktu 2019-2023, produksi tertinggi rumput laut terjadi pada tahun 2020 sebesar 2.158.886 ton basah, sedangkan di tahun 2021 sedikit menurun akibat terjangan badai siklon tropis seroja yakni sebesar 1.359.560 ton basah dan tahun 2022 sebesar 1.389.675 ton basah.

“Pada tahun 2019, kita mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya NTT mengekspor rumput laut kering sebanyak 25 ton dalam ATC (Alkali Treated Cottonii) langsung ke Argentina,”ucapnya.

Dalam rangka hilirisasi agar nilai tambah rumput laut meningkat, telah terbit Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2022 tentang Tata Niaga Komoditas Hasil Perikanan di Provinsi NTT, yang telah direvisi dengan Peraturan Gubernur Nomor 106 tahun 2022 yang melarang rumput laut dari NTT diekspor keluar daerah.

Lebih lanjut kata dia, cuaca, kualitas air laut dan lahan di NTT juga sangat mendukung produksi garam berkualitas tinggi dengan kadar NaCl mencapai 96 persen. Total luas lahan garam di seluruh NTT adalah sekitar 25 ribu hektar di mana yang baru dimanfaatkan 15 ribu hektar atau sekitar 60 persen.

Pemanfaatan lahan untuk garam ini dilakukan oleh masyarakat untuk garam rakyat serta investor untuk garam industri. Pemberdayaan Usaha Garam
Rakyat (Pugar) yang tersebar di seluruh NTT dengan total produksi 5.912,11 Ton. Sedangkan untuk garam industri tersebar di beberapa Kabupaten yakni Kabupaten Kupang dengan total produksi sebanyak 35.000 ton, Kabupaten Nagekeo sebanyak 5.000 ton, Kabupaten Sabu Raijua sejumlah 326 Ton. (HT)