Tenaga Kerja di NTT Didominasi Tamatan SD sebesar 46,29 Persen

oleh -370 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT jumlah tenaga kerja di NTT masih didominasi tamatan Sekolah Dasar (SD) sebesar 46,29 persen. Sebab tingkat pendidikan dapat mengindikasikan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Souri mengatakan pada Agustus 2023, penduduk bekerja masih didominasi oleh tamatan SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/tamat SD), yaitu sebesar 46,29 persen. Sementara itu, tamatan Diploma I/II/III dan Diploma IV, S1, S2, S3 sebesar 14,55 persen.

“Dibandingkan dengan Agustus 2022, penduduk bekerja berpendidikan SD ke bawah dan Sekolah Menengah Kejuruan mengalami penurunan persentase, masing-masing sebesar 3,78
persen poin dan 0,05 persen poin,”kata Indea Souri secara daring pada Senin, 6 November 2023.

“Sementara itu, penduduk bekerja dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Diploma I/II/III, dan Diploma IV, S1, S2, S3 mengalami peningkatan persentase, dengan peningkatan terbesar pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas yakni 1,83 persen poin,”ungkapnya.

Dijelaskan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai pekerja penuh (jam kerja minimal 35 jam per minggu) dengan persentase sebesar 52,20 persen pada Agustus 2023. Sementara itu, 47,80 persen sisanya merupakan pekerja tidak penuh (jam kerja kurang dari 35 jam per minggu).

Dikatakan, pekerja tidak penuh dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu setengah pengangguran dan
pekerja paruh waktu. Dibandingkan Agustus 2022, persentase pekerja tidak penuh mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen poin.

Sementara setengah pengangguran adalah mereka yang jam kerjanya di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam per minggu) dan masih mencari pekerjaan atau bersedia menerima pekerjaan lain.
Tingkat setengah pengangguran pada Agustus 2023 adalah sebesar 10,73 persen. Hal ini berarti dari 100 penduduk bekerja terdapat sekitar sebelas orang yang termasuk setengah pengangguran.

Dipaparkan jika dibandingkan Agustus 2022, tingkat setengah pengangguran mengalami penurunan sebesar 1,77 persen poin. Pada Agustus 2023, tingkat setengah pengangguran laki-laki sebesar 11,57 persen, sedangkan tingkat setengah pengangguran perempuan sebesar 9,72 persen. Dibandingkan Agustus
2022, tingkat setengah pengangguran laki-laki dan perempuan mengalami penurunan masingmasing sebesar 2,02 persen poin dan 1,51 persen poin.

Lebih lanjut kata dia, pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, tetapi tidak
mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain. Tingkat pekerja paruh waktu di Nusa Tenggara Timur pada Agustus 2023 sebesar 37,07 persen, artinya dari 100 orang penduduk bekerja terdapat sekitar 37 orang pekerja paruh waktu.

Bila dibandingkan Agustus 2022, tingkat pekerja paruh waktu mengalami penurunan sebesar 2,01 persen poin. Sementara pada Agustus 2023, tingkat pekerja paruh waktu perempuan (46,77 persen) lebih tinggi
dibanding pekerja paruh waktu laki-laki (28,98 persen). Dibandingkan Agustus 2022, tingkat pekerja paruh waktu laki-laki dan perempuan mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 2,10 persen poin dan 2,12 persen poin. (Hiro Tuames)