Nilai Tukar Petani Naik 0,95 Persen di Desember 2023

oleh -177 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 98,46 persen naik 0,95 persen di bulan Desember 2023 jika dibandingkan dengan November 2023.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira B. Kale mengatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Dikatakan, Nilai Tukar Petani (NTP) Bulan Desember 2023 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2018 (2018=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Dijelaskan, pada Bulan Desember 2023, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 98,46 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 99,21 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P), 104,28 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H); 90,53 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 110,59 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 92,79 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

“Terjadi peningkatan 0,95 persen pada Bulan Desember 2023 jika dibandingkan dengan NTP November. Peningkatan indeks harga ini disebabkan oleh perkembangan indeks harga terima yang lebih cepat dibandingkan harga bayar. Hal ini terjadi hanya pada subsektor Tanaman Pangan dan Hortikultura,”kata Mira saat menyampaikan Press Release BPS secara online streaming melalui channel YouTube Humas BPS NTT, pada Selasa (02/01/2024).

Dijelaskan, di daerah perdesaan terjadi inflasi 0,41 persen. Inflasi ini utamanya terjadi pada subkelompok makanan, minuman, dan tembakau dan transportasi.

Dipaparkan indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan perubahan harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Desember 2023, indeks harga yang diterima petani meningkat 1,35 persen dibandingkan November yaitu dari 112,31 menjadi 113,82. It meningkat hanya di subsektor tanaman pangan dan holtikultura.

Ia menambahkan, melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Desember 2023 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibanding dengan Bulan November yaitu dari 115,14 menjadi 115,60. Sedangkan secara sub sektor, Ib meningkat di subsektor tanaman pangan, holtikultura, dan perikanan. ****