Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi sebanyak 6.269 Orang

oleh -260 Dilihat

Suara-ntt.com, Larantuka -Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) jumlah pengungsi erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Gunung Lewotobi Nusa Tenggara Timur sebanyak 6.269 orang.

“Hingga saat ini jumlah pengungsi sebanyak 6.269 orang sehingga ini terus dipantau, dan hingga tadi kita dapat meninjau langsung kondisi pengungsian dan juga tadi kita dapat melihat lebih dekat dengan mengelilingi Gunung Lewotobi Laki-Laki khususnya aliran lahar yang berpengaruh dan berdampak pada desa terdekat,”kata Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake dalam rapat koordinasi penanganan erupsi gunung Lewotobi di
aula kantor Bupati Flores Timur pada (30/01/2024).

Ayodhia menjelaskan, kronologis erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki dimulai 23 Desember 2023 lalu terjadi letusan asap dan abu vulkanik dan selanjutnya terjadi gemuruh besar ditanggal 31 Desember 2023 yang mana ini juga berdampak bagi masyarakat disekitar Gunung Lewotobi.

Dikatakan saat ini sudah dilakukan pelayanan terhadap masyarakat dengan mendirikan pos kesehatan, dapur umum dan juga tenda-tenda pengungsian tanggap darurat sangat bermanfaat bagi masyarakat terdampak erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki.

Dengan demikian, atas nama Pemerintah Provinsi NTT dan masyarakat Flores Timur khususnya mengucapkan terima kasih dan juga apresiasi yang setinggi-tingginya kepada pemerintah pusat yang telah berkenan memberikan bantuan yang optimal sehingga masyarakat yang terdampak pun terus mendapat perhatian dari pemerintah.

“Tadi kita melihat wajah-wajah optimis dari para pengungsi yang ada karena mereka juga mendapatkan perhatian terus dari pemerintah yang turun tangan langsung membantu kesulitan yang mereka hadapi sehingga kita terus berharap agar erupsi ini terus menurun dan dapat kembali normal agar masyarakat kembali melaksanakan aktifitas seperti biasa “ungkap Penjabat Gubernur NTT.

Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi dalam kesempatan menyampaikan gambaran umum terkait dengan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Gunung Lewotobi mulai bereaksi dari bulan Desember yang lalu dari awalnya mulai mengeluarkan dan melontarkan debu dan puncak erupsinya pada 1 Januari 2024 sehingga membuat masyarakat harus mengungsi hingga saat ini”ujarnya.

Dia menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi hingga aparat TNI dan Polri yang selalu sigap dan siap membantu langsung di lapangan.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu mulai dari Kementerian Kesehatan untuk penanganan kesehatan juga Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, BNPB, Pemerintah Provinsi NTT, anggota TNI dan Polri serta seluruh pihak mulai dari individual, yayasan, organisasi, lembaga keagamaan, organisasi pemuda, desa dan kecamatan semuanya yang turut membantu,”ungkapnya.

“Kami melaluinya diawal tahun dengan penuh keterbatasan tetapi dengan doa dan kebersamaan dalam berjalan nya waktu kami dapat melaluinya hingga saat ini dengan baik itu semua karena perhatian dan bantuan dari seluruh pihak,”ucapnya.

Sementara Kepala BPBD, Letnan Jendral TNI Suharyanto menyampaikan bahawa penyaluran bantuan kepada pengungsi terdampak harus tepat sasaran dengan melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat pengungsi terdampak bencana tersebut.

“Untuk tadi yang terdampak pengungsi itu yang telah kita lihat yaitu mereka yang telah meninggalkan rumahnya karena berjarak hanya 4 kilometer dari Gunung Lewotobi, sehingga itu yang menjadi prioritas kita, kebutuhan para pengungsi tersebut harus lebih diperhatikan, dan harus tepat sasaran,”ucap Suharyanto.

Menurutnya berkaca dari bencana erupsi ini kita dapat belajar untuk merumuskan apabila dikemudian hari terjadi bencana, dapat kita perhitungkan dan kalkulasi secara seksama lagi terkait dengan kebutuhan, dan juga kita dapat membentuk tim untuk study banding untuk apa kira kira yang harus dilakukan.

“Kita sudah bisa mengetahui rute evakuasinya, menentukan titik evakuasinya dan jalan larinya ke bagian mana hingga pengungsian hewan ternak juga sudah bisa ditentukan,”jelasnya.

Untuk diketahui bersama bantuan yang diberian berupa dana siap pakai senilai Rp. 250.000.000 dan Makanan siap sajih 3000 pouch, tenda pengunsiaan 10 set, tenda keluarga 15 set, felbet 500 unit, genset 5 unit, light tower 10 unit, sembako 3000 paket, hygenekit 300 paket, kasur lipat 300 buah matras 300 lembar, slimut 300 lembar, biskuit protein 1000 paket, susu bayi 300 paket bubur bayi, 300 pakaian mata 500 paket, air mineral 300 dos, sabun cair 300 botol. ****