Pemuda jadi Agen Perubahan dan Berani Ambil Resiko dalam Pengembangan Usaha

oleh -192 Dilihat

Suara-ntt com, Kupang-Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake hadir sebagai Keynote Speaker atau pembicara utama pada Webinar “Tekno Talk : Innovate, Collaborate, Accelerate” yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi NTT secara daring pada Rabu, 15 Mei 2024.

Ayodhia mengatakan pemuda merupakan pionir/agen perubahan yang harus memiliki semangat dan keberanian mengambil resiko, termasuk dalam hal pengembangan usaha sehingga peran dan partisipasinya dalam kewirausahaan dapat membentuk kepribadian pemuda yang mandiri, kreatif, inovatif dan dapat menggurangi pengangguran juga menciptakan lapangan pekerjaan baru.

“Membangun kemandirian pemuda sama artinya dengan membangun kemandirian bangsa. Namun demikian, banyak tantangan dan kendala ditemui oleh pemuda yang perlu mendapat perhatian dan kerja sama kita semua dalam menciptakan peluang dan ekosistem berusaha bagi pemuda,” ujar Ayodhia.

Oleh karena itu, Penjabat Gubernur Ayodhia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati, yang menginisiasi penyelenggaraan forum ini dan semua pihak yang terlibat sehingga para kaum muda NTT memiliki kesempatan untuk saling berbagi/sharing pengalaman dan saling memotivasi satu dengan yang lain untuk belajar dari kegagalan, menjadi lebih tangguh menghadapi rintangan dan menemukan peluang-peluang baru untuk dikembangkan dalam berwirausaha.

“Kiranya kegiatan ini dapat menjadi salah satu industri kreatif tersendiri yang bergerak di bidang eksploitasi ide atau kekayaan intelektual, sehingga menjadi produk fisik ataupun non fisik yang bernilai ekonomi tinggi,” kata Ayodhia.

Menurut Ayodhia, Pemerintah Provinsi NTT menyadari bahwa ekonomi kreatif adalah business of the future. Hal ini didukung melimpahnya SDM muda yang penuh dengan ide-ide inovatif, dan ditopang sejumlah Perguruan Tinggi dengan berbagai jurusan menjadi ladang subur bagi bibit-bibit kreatif untuk tumbuh dan berkembang.

“Jumlah pemuda di NTT menurut data BPS Tahun 2023 sebesar 1.551.277 orang. Dengan klasifikasi kelompok umur 16-30 tahun, pemuda masuk dalam angkatan kerja. Dari data ini kita perlu memastikan agar pemuda bisa mengakses pekerjaan, atau bahkan bisa menciptakan lapangan kerja baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Populasi anak muda (generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z) mencapai 64,69 persen total 270,2 juta jiwa penduduk akan menjadi aktor utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” jelas Ayodhia.

“Data Survei Ketenagakerjaan Nasional (Sakernas) 2023 menunjukkan pada tahun 2021 dari 3,9 juta pekerja di NTT terdapat 18,95 persen yang merupakan penduduk usia lanjut yang masih bekerja dan 15,60 persen merupakan penduduk usia muda 15-24 tahun yang seharusnya sedang bersekolah. Di sisi lain, penganggur usia muda sebesar 51,84 persen atau dari 100 penganggur di NTT terdapat 52 orang yang berusia 15-24 tahun,” tambahnya.

Ia menyebutkan, hal ini adalah kesempatan dan peluang besar bagi pemuda untuk berusaha dan mengembangkan usaha dimana memiliki peran strategis untuk menyelesaikan persoalan ketenagakerjaan di Provinsi ini. Tingginya minat pemuda untuk menjadi wirausaha merupakan salah satu nilai lebih yang menjadi kekuatan tersendiri.

“Untuk menjadi wirausaha yang mampu mengembangkan usahanya, pemuda menghadapi berbagai tantangan, seperti perlunya meningkatkan kemampuan kewirausahaan, masih kurangnya dukungan, terbatasnya akses permodalan, serta hambatan dalam mengakses pasar akibat kurangnya sumber daya, pengalaman dan jejaring,” lanjut Ayodhia.

Dijelaskan, di era industri dan pemanfaatan teknologi saat ini, pemuda dan pengembangan usahanya akan sangat dipengaruhi oleh kondisi di tingkat global antara lain perekonomian dunia akan semakin terintegrasi dan kohesif; konektivitas global semakin meningkat; difusi budaya global yang semakin kuat karena kemajuan teknologi komunikasi. Semua ini melatarbelakangi penetapan kebijakan terkait partisipasi pemuda dalam struktur ekonomi, peningkatan kualitas SDM dan angkatan kerja, serta penyiapan dan pembangunan infrastruktur menuju transformasi ekonomi digital yang dapat dimanfaatkan oleh semua, termasuk para pemuda.

“Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan, Pasal 3 menyebutkan Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan dapat meliputi pertama, program sinergis antar sektor dalam hal penyadaran, pemberdayaan, serta pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan Pemuda. Kedua, kajian dan penelitian bersama tentang persoalan Pemuda; dan ketiga, kegiatan mengatasi dekadensi moral, pengangguran, kemiskinan, dan kekerasan, serta narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya,” papar Ayodhia.

Menindaklanjuti amanat peraturan tersebut, ia menerangkan bahwa guna mendukung kewirausahaan pemuda di Nusa Tenggara Timur, maka dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2024-2026, terdapat 5 (lima) strategi utama pengembangan kewirausahaan pemuda, yaitu: 1) Membangun kompetensi kewirausahaan pemuda yang komprehensif dan berkelanjutan; 2) Membuka pasar dan peluang pemasaran; 3) Menguatkan ketersediaan dan akses permodalan; 4) Meningkatkan dukungan keluarga dan masyarakat; dan 5) Melakukan penguatan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan strategi utama dan penciptaan iklim usaha yang kondusif.

“Pelaksanaan kelima strategi ini memerlukan sinergi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan sehingga penciptaan ekosistem kewirausahaan dapat menghasilkan wirausaha muda yang memiliki inovasi dan kreativitas serta menjadi harapan masyarakat untuk menggerakkan ekonomi melalui produk kreatif dan inovatif. Harapan saya, pelaksanaan Webinar Tekno Talk, dapat mendorong perkembangan kewirausahaan pemuda dan meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan di Nusa Tenggara Timur yang lebih baik berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing,”jelasnya.

“Kepada Anak Muda NTT teruslah belajar, berinovasi, kreatif dan berkarya dan harus berani dalam mencoba hal-hal baru, karena masa depan NTT ada di tangan kalian, untuk itu teruslah berusaha dan berkontribusi dalam membangun NTT. Kiranya kegiatan ini dapat mendorong partisipasi aktif para anak muda NTT dan mendapat inspirasi dan motivasi dalam mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di NTT,” pungkasnya.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati dalam sambutannya menyebutkan Webinar “Tekno Talk : Innovate, Collaborate, Accelerate” merupakan satu rangkaian kegiatan World Book Day tahun 2024 dan Teknokreasi Competition yang diselenggarakan oleh kantor BI Perwakilan Provinsi NTT.

“Kami harapkan webinar ini relevan dengan kondisi Provinsi NTT yang kaya akan Sumber Daya Alam yang luar biasa namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Pertumbuhan ekonomi NTT selama tiga tahun terakhir pasca COVID-19 tercatat rata-rata sebesar 3,02 persen YoY (Year on Year) dibawah rata-rata nasional sebesar 4,7 persen YoY dan berdasarkan rilis BPS terbaru tercatat pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan I Tahun 2024 tercatat sebesar 3,61 persen YoY dengan nominal PDRB Rp. 18,4 Triliun. Sementara itu jika dilihat dari struktur ekonomi NTT sumbangan industri pengolahan terhadap perekonomian NTT tercatat sebesar 1,5 persen dari total PDRB NTT sedangkan secara nasional industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar yaitu 20 persen. Namun demikian kita patut bersyukur industri pengolahan di NTT masih mencatatkan pertumbuhan yang positif yang harus terus kita optimalkan,” ungkap Agus Widjajati.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, terdapat sejumlah tantangan dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT antara lain pertama, produktivitas tenaga kerja yang belum optimal. Kedua, kondisi alam provinsi NTT yaitu karakteristik musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan nasional. Selain itu kondisi geografis kepulauan Provinsi NTT menjadi satu tantangan utama di dalam melakukan distribusi logistik. Dan ketiga, terbatasnya akses informasi dan komunikasi dan keempat pemanfaatan teknologi yang terbatas, tercatat penggunaan teknologi pertanian oleh petani milenial di NTT yang masih dibawah angka 30 persen.

“Berdasarkan kondisi dan tantangan yang kita hadapi maka inovatif, kolaboratif dan akselarasi menjadi faktor kunci mendukung pertumbuhan ekonomi NTT. Untuk itu di webinar ini kami menghadirkan narasumber luar biasa yang diharapkan dapat memberikan dorongan bagi kaum muda NTT untuk semakin berperan aktif memanfaatkan teknologi untuk membangun perekonomian NTT dimulai dari proses tanam hingga pemasaran dan pembayarannya,” jelas Agus Widjajati.

Ia berharap kegiatan ini akan melahirkan generasi muda NTT yang memiliki kemampuan dan kompetensi literasi digital yang lebih baik dan siap berkompetisi untuk Indonesia maju dan NTT yang semakin sejahtera.

Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Yohan, pada keynote speech-nya mengungkapkan kekayaan alam Provinsi NTT adalah potensi besar NTT untuk mencapai kemajuan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang belum sepenuhnya dioptimalkan.

“Ditengah landscape digital yang berkembang pesat saat ini, inovasi bukan lagi sekedar pilihan melainkan kebutuhan dan menjadi kekuatan penggerak dibalik kemajuan membentuk industri, ekonomi dan masyarakat. Inovasi selalu menjadi inti kemajuan yang membentuk cara kita hidup, berkerja dan berinteraksi. Oleh karena itu, kolaborasi juga memegang peranan penting dalam landscape digital, memupuk sinergi dan memperkuat dampak dengan membangun kemitraan dan memanfaatkan keahlian kolektif kita dalam mengatasi tantangan, memanfaat peluang dan mendorong perubahan yang berarti bagi NTT dimasa yang akan datang,”jelasnya.

Untuk diketahui, webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber diantaranya Yuswohady Managing Partner Inveture dan Dr. Adhiguna Mahendra Direktur Data dan Kecerdasan Buatan IKN, Agung Wedhatama dari Petani Muda Keren Bali, Cita Rezkiani Vice President Unicorn Efishery dan Bari Arijono Presiden Akademi Kecerdasan Buatan Indonesia (AKBI). ***