Suara-ntt.com, Kupang-Bakal calon (balon) Gubernur NTT, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema tanpa sengaja bertemu Marianus Sae di Bandara El Tari Kupang pada 28 Agustus 2024 lalu. Foto-foto keduanya pun viral di berbagai media
sosial.
Marianus Sae merupakan mantan Bupati Ngada yang sempat menjadi calon
Gubernur NTT periode 2018-2023 yang berpasangan dengan Emelia J. Nomleni. Kala itu, keduanya diusung PDIP dan PKB. Namun, sayang, sehari sebelum penarikan nomor urut calon, Marianus tiba-tiba
ditangkap KPK. Emi Nomleni pun akhirnya bertarung sendirian.
Terkait pertemuan Ansy dan Marianus itu, Ansy yang dikonfirmasi awak
media di kantor DPC PDI Perjuangan Kota Kupang pada Senin (2/9/24),
menjelaskan dirinya dan Marianus memiliki hubungan emosional yang sangat kuat. Bahkan, menurutnya, tidak banyak orang tahu bahwa bergabungnya Marianus ke PDIP kala itu karena andil Ansy Lema.
“Orang yang menemukan Marianus Sae, membawanya ke PDIP dan kemudian
diterima oleh DPP dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri adalah Ansy Lema. Ansy Lema yang datang menemukan Marianus Sae. Saya katakan
(kepada Marianus) kaka harus jadi gubernur sekarang ini. Pada saat itu Pak Marianus bingung,” kata Ansy.
Ansy membujuk Marianus untuk bersedia menjadi calon gubernur.
Alasannya, karena Marianus sudah memberi bukti yang nyata, kerja yang
konkret dan berhasil di Ngada. “Saya katakan sekarang kaka harus
berani mengambil tanggung jawab yang lebih besar di Provinsi NTT. Jadi Pak Marianus Sae, dengan saya, keluarga, istri, kakak, adik, itu sudah dianggap keluarga sendiri,” tambah Ansy.
Oleh karena itu, kata Ansy, apa yang menjadi visi dan idealisme
Marianus Sae mesti dilanjutkan saat ini. “Idealisme kaka Marianus, yang kemarin terhenti, masyarakat NTT tahulah. Kasus itu masyarakat NTT catat betul. Mengerti betul soal itu. Kemarin kaka Marianus pesan ke saya bahwa apa yang merupakan mimpi-mimpi beliau harus dilanjutkan oleh adik Ansy,” kata Ansy.
Marianus, lanjut Ansy, berpesan banyak hal, yang merupakan mimpinya yang tidak terwujud, di antaranya terkait pembangunan infrastruktur untuk rakyat. Infrastruktur adalah urat nadi perekonomian rakyat.
Selain itu, mesti memberi perhatian dan kepedulian dan hati kepada kelompok miskin. Yang dimaksud kelompok miskin adalah para petani, peternak dan nelayan. “Siapa kelompok miskin. Para petani, peternak dan nelayan. Pak Marianus dulu bicara membangun NTT dari desa. Ansy Lema katakan petani, peternak dan nelayan itu ada di desa-desa dan kampung-kampung terpencil. Dan itu sudah saya lakukan sejak jadi
anggota DPR,” kata Ansy.
Berikutnya, sambung Ansy, Marianus mengatakan manusia NTT harus dibangun. Dalam hal ini terkait kualitas kesehatan dan pendidikan.
Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan harus jadi perhatian. Ada juga aspek lain yang harus diperhatikan adalah pariwisata.
“Pariwisata itu bangunan atas. Fondasinya adalah nelayan, tani, ternak atau NTT. Kita harus memastikan wisatawan yang datang ke NTT mengonsumsi sayur, buah, pangan, telur, beras, daging, ikan dari
tangan-tangan peternak, petani dan nelayan NTT,”ungkap Ansy.
Ansy pun berharap, ke depan apa yang diperjuangkan ini benar-benar didukung oleh masyarakat NTT. Ia mengatakan permintaan dukungan kepada
masyarakat bukan semata-mata diri pribadi, tapi untuk kebaikan
provinsi ini. Untuk kebaikan rakyat NTT.
“Karena kami datang ke NTT dengan tema utama adalah memberi diri untuk melayani rakyat NTT. Bagi kami pelayanan tertinggi itu adalah melalui jalur politik,” pungkas
mantan juru bicara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini. ***