Temui MUI NTT, Cagub Ansy Sebut Pilkada hanya Lima Tahun sekali, Persaudaran Kekal Abadi

oleh -107 Dilihat

Suara-ntt com, Kupang-Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) bertemu dengan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTT untuk berdialog dan menyampaikan pesan persatuan antar kelompok agama di NTT.

Pertemuan tersebut diawali dengan ungkapan terima kasih dari Ketua Umum MUI NTT, Haji Mohamad Wongso kepada Ansy Lema atas kedatangannya yang telah menjawab kerinduan MUI untuk bertemu dengan calon pemimpin NTT.

“Pertemuan ini adalah wujud kerinduan kami untuk bertemu calon pemimpin NTT. Kami ingin dengar dan ingin tahu ke mana NTT akan dibawa lima tahun ke depan,”ungkap Mad Wongso di Masjid Raya Nurussa’adah Kota Kupang pada Jumat (27/09/24).

Dalam kesempatan itu Ansy Lema mengatakan bahwa saat ini dirinya menjadi salah satu calon Gubernur NTT, sudah seharusnya berkunjung dan bertemu seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga dan merawat keutuhan dan persaudaraan, khususnya keutuhan antar kelompok agama di NTT.

Menurut Ansy, NTT adalah milik semua lapisan masyarakat untuk dicintai serta menjaga keutuhan NTT dengan caranya masing-masing.

“NTT ini milik kita bersama. Saya yakin kita semua cinta NTT dengan cara kita masing-masing,” ucap Ansy Lema yang berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto sebagai calon Wakil Gubernurnya.

Selanjutnya, Ansy Lema mengungkapkan bahwa dirinya telah terbiasa hidup dalam perbedaan. Ia bercerita bahwa dirinya dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang notabene terdiri dari kaum Nasrani dan kaum Muslim.

Dengan latar belakang tersebut, Calon Gubernur NTT dengan nomor urut 1 (satu) tersebut mengaku optimis bahwa jika dirinya diberi mandat oleh rakyat NTT untuk menjadi gubernur, dirinya akan menjadi pemimpin yang terbuka dan merangkul seluruh lapisan masyarakat, khususnya berbagai kelompok agama di NTT.

Dia menyampaikan bahwa dirinya ingin menjadi pemimpin yang dapat dimiliki seluruh lapisan masyarakat dan semua kelompok agama.

“Kalau Tuhan berkenan dan rakyat mendukung, saya yakin akan menjadi pemimpin yang mampu merangkul seluruh kelompok agama di NTT. Saya ingin menjadi pemimpin yang dimiliki seluruh kelompok agama,” tegas Ansy.

Ansy juga menjelaskan bahwa ketika berbicara tentang kemajuan di NTT, MUI telah cukup berjasa bagi negeri ini. Pasalnya MUI berada pada derajat atau tingkatan yang sama dengan Keuskupan, Sinode maupun institusi agama lainnya. MUI dan organisasi-organisasi masyarakat Islam adalah mitra negara dalam pembangunan ekonomi rakyat.

Dalam pertemuan ini juga, Ansy berpesan agar semua unsur masyarakat menjaga keutuhan dan persaudaraan antar kelompok agama.

Dia menjelaskan bahwa pilkada terjadi lima (5) tahun sekali, namun persaudaraan antar umat merupakan sesuatu yang akan terus ada dalam kehidupan masyarakat.

Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa perbedaan pilihan dalam politik bukanlah alasan untuk memecah belah persaudaraan antar umat beragama di NTT.

“Saya berharap perbedaan pilihan politik jangan memecah belah kita. Pilkada hanya lima tahun sekali, persaudaraan kita kekal,”pesan Ansy.***