Pemkot Kupang Gelar Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting di 12 Puskesmas

oleh -51 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) NTT menggelar Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting di 12 puskesmas Kota Kupang pada Senin (14/10/24).

Acara ini dibuka oleh Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi di Puskesmas Oesapa, didampingi oleh Penjabat Ketua TP PKK Provinsi NTT, Ny. Santi Ambarwati, dan Penjabat Ketua TP PKK Kota Kupang, Ny. Angela Lusi-Deran.

Dalam sambutannya, Linus Lusi menyoroti isu stunting di Oesapa, di mana lebih dari 900 anak masih terdampak. Ia menekankan peran vital para orang tua, terutama ibu, dalam menimbang berat badan anak dan mendukung proses penanganan stunting. Para dokter spesialis dari IDAI dan POGI siap mendampingi para orang tua dalam upaya ini.

“Jika memiliki lebih dari dua anak, pastikan ada dukungan ekonomi, lingkungan yang sehat, dan akses air bersih,” kata Linus Lusi, mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mencegah stunting. Ia juga mengimbau para bapak untuk bekerja keras dan bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak-anak.

Gerakan ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif Penjabat Gubernur NTT, yang bertujuan untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati melaporkan bahwa prevalensi stunting di Kota Kupang terus menurun, dari 26,1 persen pada 2021 menjadi 18,4 persen pada 2024. Penurunan ini merupakan hasil dari intervensi spesifik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, seperti pemberian makanan tambahan, tablet tambah darah, pemeriksaan ibu hamil, serta program khusus untuk remaja penderita leukemia.

Salah satu inovasi penting dalam penanganan stunting adalah pemberian susu Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), yang telah didistribusikan lebih dari 500 kali di Puskesmas Oesapa sejak tahun lalu.

Kepala Puskesmas Oesapa, dr. Ovlian Manafe, menyatakan bahwa jumlah balita yang menjadi sasaran program gizi di wilayah tersebut adalah 3.887, dengan 1.783 ibu hamil juga masuk dalam prioritas penanganan. Upaya kolaboratif antara puskesmas, donatur, dan berbagai sektor telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

“Dengan kerja sama lintas sektor, kami berharap angka stunting dan masalah gizi lainnya di wilayah Oesapa dapat terus berkurang,” ujar dr. Ovlian. ***