Cagub NTT Ansy Lema Dorong Pariwisata Berbasis Komunitas untuk Kesejahteraan Ekonomi Daerah

oleh -105 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kaya akan potensi pariwisata terus menjadi sorotan dalam pemilihan gubernur. Calon Gubernur NTT nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema, mengusung konsep community-based tourism atau pariwisata berbasis komunitas yang menekankan pada keberlanjutan lingkungan. Melalui konsep ini, Ansy Lema berharap dapat menggerakkan ekonomi daerah dan memberdayakan masyarakat lokal.

Dalam sebuah talkshow di Expo Politeknik Negeri Kupang pada Rabu (16/10/2024), Ansy Lema menjelaskan bahwa pariwisata berbasis komunitas adalah pendekatan yang melibatkan masyarakat setempat secara langsung dalam pengelolaan destinasi wisata. “Masyarakat harus menjadi tokoh atau pelaku dalam pariwisata, bukan hanya menjadi penonton,” tegasnya.

Ansy memberikan contoh sederhana, bagaimana produk kebutuhan hotel seperti sabun dan tusuk gigi bisa diproduksi oleh masyarakat lokal. “Petani, peternak, nelayan, pelaku travel, serta UMKM harus mendapat manfaat dari pariwisata,” tambah Mantan Anggota DPR RI ini.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk menggerakkan perekonomian di berbagai sektor lainnya, seperti pertanian, kelautan, transportasi, dan UMKM. “Pariwisata itu ibarat lokomotif yang menarik gerbong-gerbong ekonomi di belakangnya,” ujarnya.

Ansy juga menyoroti keunikan pariwisata NTT yang memiliki empat jenis utama: pariwisata alam, budaya, religi, dan sejarah. Ia mencontohkan Pulau Komodo yang hanya ada di NTT sebagai daya tarik alam, serta tradisi Semana Santa di Larantuka yang menarik wisatawan religi mancanegara. Ia juga menyebut Ende sebagai tempat bersejarah di mana Bung Karno merenungkan lahirnya Pancasila.

Selain itu, Ansy memperkenalkan konsep community-based ecotourism, yang mengintegrasikan konservasi lingkungan dalam pengembangan pariwisata. “Semangat pembangunan pariwisata harus berorientasi pada keberlanjutan, dengan kata kunci konservasi,” jelasnya.

Dalam pandangannya, pariwisata NTT terbagi dalam tiga paket utama: Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan, Sumba, Rote, Alor, dan Kelimutu sebagai destinasi komplementer, serta Semana Santa, Bajawa, dan Maumere sebagai paket penutup. Pembagian ini menurutnya akan menjadi panduan dalam pengembangan potensi pariwisata NTT.

Namun, Ansy juga mengakui adanya tantangan besar dalam pengembangan sektor pariwisata, seperti rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kurangnya infrastruktur, promosi yang belum maksimal, serta tata kelola yang belum optimal. Ia menekankan perlunya peningkatan pendidikan vokasi serta perbaikan infrastruktur untuk mendukung pengembangan pariwisata.

Sebagai penutup, Ansy Lema menekankan pentingnya peran kepala daerah dalam menciptakan ekosistem yang mendukung masyarakat untuk berkembang. “Kita harus memastikan wisatawan yang datang ke NTT mengonsumsi produk lokal, dari petani, peternak, dan nelayan kita. Ini akan meningkatkan ekonomi lokal,” tutup Ansy, yang dikenal dengan tagline ‘Manyala Kaka’. ***