Erupsi Gunung Lewotobi, NTT: Status Darurat, Ribuan Warga Mengungsi

oleh -123 Dilihat

Suara-ntt.com, Larantuka-Gunung Lewotobi, salah satu gunung berapi aktif di Kabupaten Flores Timur, terus menunjukkan aktivitas vulkanik yang meningkat sejak awal November 2024. PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) telah menetapkan status siaga dan memantau situasi secara intensif setelah serangkaian erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik tebal hingga setinggi 9 km di atas puncak.

Letusan ini mengakibatkan hujan abu yang menyebar ke berbagai wilayah dan mencemari udara, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi warga sekitar.

Korban dan Kerugian Akibat letusan tersebut, sekitar 12.200 warga dari 14 desa di Kecamatan Wulanggitang, Ile Bura, dan Titehena telah dievakuasi.

Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT mendirikan beberapa posko pengungsian lengkap dengan fasilitas dasar, termasuk dapur umum dan posko kesehatan untuk menangani warga yang terkena gangguan pernapasan akibat abu vulkanik. Selain itu, kerusakan pada fasilitas umum, rumah warga, dan lahan pertanian juga dilaporkan, yang berdampak pada perekonomian lokal.

Antisipasi dan Bantuan Pemerintah untuk melindungi warga, pemerintah telah membagikan masker dan peralatan keselamatan serta mengimbau warga untuk menjauhi radius 7 km dari puncak gunung. Pihak berwenang terus menyampaikan informasi melalui platform resmi, memberi peringatan potensi lahar, terutama bila terjadi hujan lebat yang dapat membawa material vulkanik ke aliran sungai sekitar.

Sebagai dampak erupsi, Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo serta beberapa rute penerbangan regional di Flores sempat ditutup, mengakibatkan pembatalan penerbangan di kawasan tersebut. Pemerintah juga tengah menyiapkan bantuan bagi petani yang terdampak, karena abu vulkanik telah menutupi lahan pertanian dan mengancam produktivitas hasil panen.

Pemantauan Lanjutan Tim dari PVMBG dan BNPB masih melakukan pemantauan intensif, sementara warga diharapkan tetap tenang dan waspada, mengikuti semua arahan yang diberikan oleh otoritas setempat.

Dalam menghadapi erupsi Gunung Lewotobi, pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga yang terdampak. Berikut adalah beberapa bantuan dan langkah yang telah dilakukan:

1. Evakuasi Warga di Sekitar Zona Bahaya: Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengevakuasi warga yang tinggal di sekitar zona bahaya di lereng Gunung Lewotobi. Evakuasi ini bertujuan untuk menghindari risiko terpapar abu vulkanik dan material erupsi yang berpotensi membahayakan keselamatan.

2. Pendirian Posko Pengungsian dan Fasilitas Dasar: Beberapa posko pengungsian didirikan untuk menampung warga yang mengungsi. Di posko-posko ini, pemerintah menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan peralatan kesehatan. Posko kesehatan juga disiapkan untuk memastikan warga mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, terutama untuk mereka yang mengalami gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik.

3. Pembagian Masker dan Peralatan Keselamatan: Untuk melindungi warga dari paparan abu vulkanik, pemerintah dan BPBD telah membagikan masker serta alat pelindung diri lainnya. Masker ini sangat penting, mengingat abu vulkanik dapat memicu gangguan pernapasan dan iritasi mata, terutama bagi anak-anak dan lansia.

4. Monitoring dan Peringatan Dini: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Informasi terkait status gunung, termasuk peringatan potensi letusan, disampaikan secara berkala melalui media lokal, sosial media, dan aplikasi peringatan bencana untuk menghindari korban jiwa.

5. Bantuan Ekonomi dan Pendampingan Bagi Petani: Dampak erupsi juga dirasakan oleh para petani di sekitar Gunung Lewotobi, terutama akibat abu yang menutupi lahan pertanian. Pemerintah berencana memberikan bantuan serta pendampingan bagi para petani untuk mengurangi kerugian ekonomi. Hal ini meliputi bantuan bibit, pupuk, dan dukungan teknis untuk mengembalikan lahan yang terdampak agar produktif kembali setelah situasi aman.

6. Sosialisasi dan Edukasi Bencana: Selain memberikan bantuan langsung, pemerintah juga gencar melakukan sosialisasi dan edukasi tentang langkah-langkah keselamatan menghadapi erupsi gunung berapi. Masyarakat diajarkan cara-cara menghadapi keadaan darurat, termasuk cara evakuasi yang aman dan menjaga kesehatan di tengah paparan abu vulkanik.

Pemerintah bersama BPBD dan instansi terkait terus bersinergi untuk memastikan keselamatan warga. Koordinasi dengan pemerintah desa setempat juga dilakukan untuk memastikan bantuan dan informasi tersalurkan secara tepat sasaran. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meminimalkan dampak bencana sekaligus membantu masyarakat kembali pulih pasca-erupsi Gunung Lewotobi.

Pemerintah berharap dengan langkah-langkah antisipatif ini, dampak erupsi dapat diminimalkan, dan warga dapat kembali ke rumah masing-masing setelah situasi dinyatakan aman. ***