Suara-ntt.com, Maumere-Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema atau yang lebih akrab disapa Ansy Lema, melakukan kunjungan ke Desa Bhera, Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka, pada Kamis (14/11/24). Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu tokoh besar asal NTT, Franciscus Xaverius Seda atau Frans Seda, yang dikenal luas sebagai seorang politisi, cendekiawan, serta tokoh gereja dan pendidikan dari Suku Lio.
Frans Seda merupakan sosok berpengaruh yang pernah menjabat sebagai menteri dalam berbagai kabinet, baik di era Presiden Soekarno maupun Presiden Soeharto. Pada masa Orde Lama, ia diangkat sebagai Menteri Perkebunan (1964-1966) dan Menteri Pertanian (1966). Di era Orde Baru, Frans Seda menjabat sebagai Menteri Keuangan (1966-1968) dan Menteri Perhubungan (1968-1973). Selain kiprah politiknya, ia juga dikenal sebagai pendiri Yayasan Atma Jaya dan Rektor pertama Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya.
Dalam kunjungannya, Ansy Lema mengungkapkan rasa bangganya terhadap sosok Frans Seda yang, menurutnya, telah mengharumkan nama NTT di tingkat nasional. “Opa Frans Seda adalah kebanggaan kita orang NTT. Kita berharap bahwa nilai, spiritualitas, dan keteladanan beliau dapat menjadi inspirasi kehidupan dan pelayanan saya terutama sebagai anak muda yang tumbuh setelah era Opa Frans Seda,” tutur Ansy Lema.
Mantan Anggota DPR RI ini juga mengaku sebagai penggemar karya-karya tulis Frans Seda dan mengagumi nilai-nilai luhur yang selalu dipegang teguh oleh tokoh tersebut, termasuk semboyan “Pro Ecclesia Et Patria” (Demi Negara dan Gereja) serta “Salus Populi Suprema Lex” (Kesejahteraan Rakyat adalah Hukum Tertinggi). Ansy menambahkan, “Kalau bicara Pro Ecclesia Et Patria, kalau bicara Salus Populi Suprema Lex, kita ingat Opa Frans Seda. Itulah beliau.”
Moses Mesi, salah seorang tokoh masyarakat di Desa Bhera, menyampaikan apresiasinya atas kunjungan Ansy Lema. Ia berharap sosok Ansy dapat meneruskan jejak kepemimpinan Frans Seda sebagai kebanggaan NTT. Moses menyebut bahwa tagline Ansy, “Manyala Kaka,” memiliki makna filosofis yang mendalam, yakni sebagai pemimpin yang membawa terang bagi masyarakat. “Saya teringat pada kata bijak, ‘hendaklah terang itu berada pada tempat yang gelap’. Jadilah pemimpin yang membawa terang di tempat yang tepat, di tempat yang gelap,” pesan Moses dengan penuh harapan.
Dengan kekaguman dan nilai-nilai yang ia teladani dari Frans Seda, Ansy Lema bertekad melanjutkan perjuangan memajukan NTT, menjadikan sosok Frans Seda sebagai inspirasi dalam setiap langkahnya. ***