Penjabat Gubernur NTT Launching Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77

oleh -55 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Andriko Noto Susanto, secara resmi meluncurkan Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 pada Sabtu (23/11/2024). Acara yang berlangsung di halaman depan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT ini digagas oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT sebagai langkah strategis menuju kemandirian dan kedaulatan pangan di provinsi tersebut.

Kerjasama dan Proyeksi Pengembangan
Dalam laporan awal, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda, memaparkan perjalanan program pengembangan jagung hibrida sejak tahun 2022. Dengan dukungan Universitas Brawijaya dan Perusahaan Bunga Tani Sejahtera, tahap awal pengembangan dilakukan di Kabupaten Sumba Barat Daya dengan hasil 30 ton dari lahan 20 hektare. Pada tahun 2024, program ini diperluas ke Kabupaten Kupang dengan hasil 60 ton dari lahan 28 hektare.

“Tahun depan, kami ingin memperluas pengembangan hingga 60-70 hektare di beberapa kabupaten sentra jagung hibrida. Kami berharap Universitas Brawijaya, Universitas Nusa Cendana, dan mitra lainnya terus mendukung program ini,” ujar Joaz.

Ia juga menyoroti meningkatnya permintaan jagung hibrida yang digunakan untuk pangan, pakan ternak, hingga kebutuhan industri.

Swasembada dan Kedaulatan Pangan
Dalam sambutannya, Dr. Andriko Noto Susanto menyampaikan bahwa NTT harus berperan signifikan dalam mewujudkan swasembada pangan nasional sesuai arahan Presiden RI, Prabowo Subianto. “Ketahanan pangan adalah memastikan seluruh rakyat Indonesia dapat hidup sehat, aktif, dan produktif. Itu adalah amanat UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan,” tegasnya.

Andriko menambahkan bahwa kemandirian dan kedaulatan pangan adalah inti dari swasembada pangan. “Kita harus memenuhi kebutuhan dari sumber daya lokal dan memutus ketergantungan dari pihak luar,” ujarnya.

Strategi Pengembangan Pertanian di NTT
Penjabat Gubernur juga memaparkan tiga strategi utama untuk mewujudkan swasembada pangan, yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi. “Pengungkit utama intensifikasi adalah benih unggul. Produktivitas lahan bisa meningkat melalui budidaya yang baik, irigasi, pupuk, serta dukungan SDM,” jelasnya.

Ia juga mendorong Bulog untuk tidak hanya menyimpan stok beras, tetapi juga jagung, khususnya jagung pangan dan pakan. “NTT harus menjadi contoh. Beras, jagung, sorgum, dan kedelai harus berasal dari produksi lokal,” ujarnya.

Komitmen pada Produk Lokal
Andriko menekankan pentingnya menggunakan bahan baku lokal untuk program seperti makan siang bergizi gratis di NTT. “Jika bahan bakunya dari luar, maka yang menikmati adalah orang luar. Kita harus memprioritaskan masyarakat NTT agar mendapatkan manfaat langsung,” tegasnya.

Melalui Perpres Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, pemerintah NTT berkomitmen untuk meningkatkan produksi dan mengurangi impor bahan pangan.

Peluncuran Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 menjadi tonggak penting dalam perjalanan NTT menuju kemandirian pangan dan berkontribusi pada swasembada pangan nasional. ***