Ansy Lema Akhiri Kampanye di Ende, Tanah Leluhur dan Tempat Lahirnya Inspirasi Pancasila

oleh -143 Dilihat

Suara-ntt.com, Ende-Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema, atau yang akrab disapa Ansy Lema, menutup rangkaian perjalanan kampanyenya dengan sebuah acara meriah bertajuk pesta rakyat di Kabupaten Ende. Acara yang digelar di Lapangan Pancasila pada Sabtu (23/11/2024) malam tersebut turut dimeriahkan oleh dua penyanyi kebanggaan NTT, Andmesh Kamaleng dan Mario G. Klau, serta dihadiri ribuan masyarakat setempat.

Dalam pidato penutupnya, Ansy Lema menyampaikan bahwa Kabupaten Ende memiliki arti penting secara personal maupun historis baginya. Sebagai tanah leluhur dan lokasi tempat perenungan Presiden Soekarno merumuskan Pancasila, Ende menjadi simbol perjuangan dan inspirasi bagi Ansy untuk kembali mengabdi kepada masyarakat NTT.

“Malam ini saya memilih Ende sebagai tempat terakhir kampanye saya, karena di sini akar leluhur saya berasal. Kakek saya berasal dari Aikeu Wolojita, keturunan Wolopau, sementara kakek dari nenek saya berasal dari Pemo Wolosoko. Saya harus kembali ke kampung halaman untuk mengakhiri perjalanan ini,” ungkap Ansy.

Lebih lanjut, Ansy menjelaskan alasan ideologisnya memilih Ende sebagai lokasi penutupan kampanye. Ia mengingatkan kembali sejarah Bung Karno yang diasingkan di Ende dan mengembangkan dasar-dasar Pancasila. Sebagai politisi PDI Perjuangan, Ansy merasa memiliki tanggung jawab moral untuk meneruskan nilai-nilai perjuangan Bung Karno.

“Bung Karno pernah mengatakan, ‘Memimpin adalah melayani.’ Itulah prinsip yang akan saya jalankan. Saya ingin memerdekakan NTT dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan, sebagaimana Bung Karno memerdekakan Indonesia dari penjajah,” tegasnya.

Ansy juga menekankan bahwa di bawah kepemimpinannya bersama calon Wakil Gubernur Jane Natalia Suryanto, NTT akan memasuki era baru. Ia menjanjikan pemerintahan yang bersih, berorientasi pada pelayanan, serta membawa transformasi nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Inilah saatnya NTT berubah. Bersama Jane, kami akan membangun era baru dengan pemerintahan yang bekerja untuk kesejahteraan dan keadilan rakyat,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Andmesh Kamaleng dan Mario G. Klau menyampaikan apresiasi atas kesempatan tampil di acara kampanye tersebut. Andmesh bahkan mengaku bahwa ini adalah kali pertama dirinya tampil di Ende, yang ia sebut sebagai tempat bersejarah lahirnya Pancasila.

“Terima kasih banyak, Kaka Ansy, sudah mengundang saya ke Ende. Ini pengalaman pertama saya manggung di tempat yang penuh sejarah ini,” ujar Andmesh.

Acara penutupan kampanye Ansy Lema ini bukan hanya menjadi momentum politik, tetapi juga ajang silaturahmi budaya yang menyatukan masyarakat Ende dan NTT secara keseluruhan. Dengan semangat melayani, Ansy berharap dapat membawa NTT menuju masa depan yang lebih baik. ***