Kabupaten Manggarai Raih Pilar 1 dan 2 STBM Berkat Dukungan Program WfW

oleh -92 Dilihat

Suara-ntt.com, Ruteng-Kabupaten Manggarai berhasil mencapai dua pilar penting Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan dan Cuci Tangan Pakai Sabun. Keberhasilan ini didukung oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui program Water for Women (WfW). Program ini juga mempromosikan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan inklusif, melibatkan lebih dari 600 kaum muda, lebih dari 1.500 perempuan, dan hampir 100 orang dengan disabilitas.

Pada acara serah terima penutupan program kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai, Kamis (05/12), Bupati Manggarai Herybertus G.L. Nabit menyampaikan apresiasi atas kontribusi Plan Indonesia melalui program WfW.

“Kabupaten Manggarai memiliki sumber daya air yang cukup, namun sangat penting untuk dikelola dengan baik. Kami berterima kasih atas hadirnya program WfW yang mendorong solusi untuk masalah air di Manggarai,” ujar Herybertus.

Dampak Program WfW di Manggarai

Sammy Apsalon Niap, Area Manager Plan Indonesia, menjelaskan bahwa sejak 2018, program WfW telah mendampingi 12 sekolah dan 18 puskesmas di 60 desa di Kabupaten Manggarai. Fokus program ini adalah meningkatkan layanan air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan setara gender.

“Selain itu, kami juga mendorong penerapan sanitasi aman melalui pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), yang telah dimasukkan ke dalam rencana kerja OPD PUPR Kabupaten Manggarai tahun 2025,” kata Sammy.

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Inklusif

Untuk mengatasi konflik pengelolaan sumber daya air, Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) diaktifkan dengan dukungan program WfW. Forum ini melibatkan organisasi perempuan, masyarakat adat, dan komunitas disabilitas.

Sabinus Ngadu, Ketua Konsorsium Disabilitas Kabupaten Manggarai, menyampaikan pentingnya akses air yang inklusif.

“Manfaat yang kita lakukan hari ini akan dirasakan oleh generasi mendatang. Oleh karena itu, dampaknya harus inklusif dan merata untuk semua golongan,” ungkap Sabinus.

Komunitas disabilitas di Kabupaten Manggarai aktif berpartisipasi dalam forum ini, termasuk dalam penyusunan program kerja, kepengurusan forum, dan aksi konservasi air. Salah satu inisiatif penting adalah penanaman pohon di sekitar mata air yang diinisiasi pada peringatan Hari Disabilitas Internasional tahun lalu.

Dampak Program Secara Luas

Selama enam tahun implementasi, program WfW telah memberikan dampak langsung pada hampir sembilan ribu orang di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Kelompok yang mendapatkan manfaat ini mencakup perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia.

Sejak dimulai pada 2018, program ini berkontribusi terhadap pencapaian lima pilar STBM di Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Sumbawa, mendukung tujuan nasional dalam mewujudkan akses sanitasi yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Dengan serah terima program ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai berkomitmen untuk melanjutkan pencapaian dan manfaat yang telah diraih bersama Plan Indonesia melalui program WfW. ***