Suara-ntt.com, Jakarta-Pengamat ekonomi politik, Ferdy Hasiman, menilai kritik terhadap program penanganan sampah di Kota Kupang terlalu tendensius dan seharusnya lebih konstruktif.
Menurutnya, masalah sampah adalah tantangan kompleks yang memerlukan langkah bertahap dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
“Saya lihat pernyataannya terlalu tendensius. Kan memang sampah nggak bisa dikerjakan dalam 100 hari kerja. Meskipun demikian, harus ada upaya dalam 100 hari kerja. Sampah ini paling realistis untuk diselesaikan dalam 1000 hari kerja. Namun, kembali penekanannya, sampah tidak bisa dimusnahkan sepenuhnya,” ujar Ferdy Hasiman pada Senin (13/1/2025).
Ferdy menilai bahwa program penanganan sampah yang diusung oleh salah satu kandidat dalam Pilkada Kota Kupang lebih realistis, konkret, dan terukur.
Dijelaskan, program tersebut memiliki pendekatan bertahap yang lebih memungkinkan untuk diterapkan secara efektif.
“Saya lihat program sampah Pak dokter lebih realistis, konkret, dan terukur. Perlu ada langkah demi langkah agar masalah sampah di Kota Kupang bisa teratasi. Tahap awal ya 100 hari kerja, perlu ada roadmap (peta jalan) untuk mengurai benang kusut masalah sampah,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ferdy mengimbau agar kritik yang disampaikan akademisi maupun pihak lain dapat lebih bersifat membangun, alih-alih memperkeruh suasana dengan polemik yang belum tentu produktif.
“Jadi kritiknya terlalu tendensius. 100 hari juga belum selesai, kita sudah berpolemik. Akademisi perlu beri masukan yang adem dan tidak menimbulkan kegaduhan. Kita beri mereka ruang untuk bekerja dulu,” pungkasnya.
Pernyataan ini muncul di tengah diskusi hangat mengenai kinerja pemerintahan baru di Kota Kupang dalam mengatasi persoalan sampah yang sudah berlangsung lama. ***