Suara-ntt.com, Kupang-Para peneliti di Provinsi NTT telah menemukan Obat Herbal untuk penyakit Hepatitis C dari tanaman Faloak dan akan dilaunching saat perayaan hari ulang tahun (HUT) Provinsi NTT ke-62 pada 20 Desember 2020 mendatang.
Peneliti Tanaman Faloak atas nama Aji menjelaskan, dirinya bersama tim yang terdiri dari para Apoteker NTT telah berhasil menemukan obat yang berbahan dasar dari tanaman Faloak.
“Yang meneliti Faloak sampai pada tingkat menyembuhkan Hepatitis C adalah saya, sehingga nanti setelah diproduksi, Pak Gubernur yang memberikan nama. Kita akan lounching pada bulan Desember nanti bertepatan dengan HUT Provinsi NTT ke-62 mendatang,” ujarnya kepada wartawan usai jumpa pers di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Senin (21/9/2020).
Aji mengatakan, produk yang dihasilkan itu dalam bentuk kapsul Faloak untuk menyembuhkan semua jenis penyakit Hepatitis.
“Kalau saat Hepatitis hati kita bengkak dan Faloak ini bisa membuat bengkak menjadi turun,”ungkapnya.
Dia menyebutkan, selain Faloak timnya juga telah meneliti akar kelor yang bisa menghasilkan produk obat kuat untuk pria. “Ada juga jahe merah untuk obat kuat, daun papaya untuk DBD dan bawang putih untuk daya tahan tubuh, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini sangat membutuhkan peningkatan daya tahan tubuh,” sebutnya.
Dikatakan, produk yang dihasilkan bersama timnya itu masih dalam bentuk sampel “Kita buat dulu Laboratoriumnya untuk penelitian yang akan dibangun oleh Pemerintah Provinsi NTT. Dan kita semua dalam tim ini adalah anak-anak asli NTT dengan berbagai bidang keahlian termasuk yang melakukan uji klinis,”pungkasnya.
Gubernur VBL Perkenalkan Obat Herbal
Gubernur Nusa Tengara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memperkenalkan kepada publik bahwa para peneliti di NTT telah menemukan obat herbal untuk penyakit Hepatitis C yang berbahan baku dari tanaman Faloak.
“Ini anak-anak NTT yang telah berhasil membuat produk obat khusus untuk mengatasi penyakit Hepatitis yang bahan bakunya dari Faloak yang sekarang kita sedang menuju untuk memproduksi agar bisa dipakai di NTT dan di berbagai-bagai tempat,”katanya yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Mese Ataupah, Asisten I Setda Provinsi NTT, Benyamin Lola dan Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT, Kosmas Lanang.
Gubernur Laiskodat menyebutkan, tahun ini (2020) akan dimulai dengan produksi dan secara industri akan dimulai tahun 2021 mendatang. “Kita juga terbuka untuk pihak ketiga untuk bekerja sama, kalau tidak maka kita dari Pemprov NTT akan memproduksi,” ujarnya.
Dia tegaskan bahwa dari hasil penelitian obat tersebut sudah layak di produksi.
“Obat ini sudah melalui proses penelitian dan sudah disetujui oleh Balai POM,”ujarnya.
Untuk itu lanjut dia, Pemprov NTT akan memproduksi massal obat itu pada tahun 2021 mendatang.
“Kita akan produksi pada tahun 2021 mendatang,” tegasnya.
Dia juga mempersilahkan, investor untuk ikut berinvestasi dalam proses memproduksi obat tersebut.”Silahkan bagi investor untuk menanam saham,” jelasnya.
Untuk stok bahan baku lanjutnya masih bisa ditanggulangi untuk produksi obat itu. “Untuk stok bahan baku saya jamin aman,”bebernya. (Hiro Tuames)