90 Persen Covid-19 di NTT Berasal dari Pelaku Perjalanan

oleh -158 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Sekitar 90 persen penyebaran covid-19 di Provinsi NTT berasal dari pelaku perjalanan terutama dari luar NTT.

“Mereka masuk ke NTT sehingga terjadi transmisi lokal,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka didampingi oleh Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Marius A. Jelamu kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT, Senin (28/9/2020).

Dikatakan, cara penanganan covid-19 sebelum diterapkan New Normal oleh Pemerintah Provinsi NTT maka dilakukan oleh Dinas Perhubungan adalah pembatasan-pembatasan dengan melarang pengangkutan penumpang baik oleh pesawat udara maupun kapal laut. Dan yang diperbolehkan waktu itu adalah pesawat atau kapal laut yang memuat distribusi logistik.

Namun dalam perjalanan kemudian kebijakan itu dievaluasi karena sangat mempengaruhi perekonomian di NTT.

“Kebijakan itu kita evaluasi karena mempengaruhi ekonomi kita,” ungkapnya.

Jika kebijakan itu kembali diterapkan maka akan terjadi kontraksi -1,96 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena atas dasar itu maka dilakukan New Normal itu berlaku secara nasional.

Di NTT, kata dia pemberlakuan New Normal disikapi untuk penerbangan dan pelayaran dalam NTT dimana pihaknya membebaskan rapid tes, surat swab termasuk surat kesehatan. Dengan demikian, pelaku perjalanan dalam wilayah NTT seolah-olah kembali ke masa sebelum covid-19.

“Bagi mereka yang melakukan perjalanan masuk ke NTT, kita wajibkan mereka harus melakukan rapid tes dengan tes suhu dan wajib mengisi kartu kewaspadaan kesehatan atau HAC sedangkan yang ke luar NTT juga sama karena tujuan perjalanan adalah menerapkan aturan yang sama,”ujarnya.

Dijelaskan, setelah diberlakukan New Normal angka covid-19 di NTT meningkat semua itu karena pelaku perjalanan baik di Labuan Bajo sebagai pintu masuk maupun di Bandara El Tari Kupang.

Untuk mengantisipasi hal maka pihaknya melakukan rapid tes, HTC dan swab.
“Dan kita di NTT tidak melakukan swab. Dan rapid tes itu biasanya dilakukan 14 hari dan waktu rapid tes itu negatif tapi bisa saja pada hari ketujuh di NTT yang bersangkutan mengalami posetif. Ini menjadi kesulitan kita karena tidak bisa mendeteksi pada awal,”pungkasnya.

Untuk mengatasi terjadi lonjakan covid-19 di NTT maka pemerintah provinsi dalam hal ini Dinas Perhubungan menggandeng Forum Akademi NTT.

“Teman-teman di Forum Akademi NTT menemukan inovasi baru soal pengecekan cepat terhadap para pelaku perjalanan. Ini belum diujicobakan dan alatnya sudah ada. Saat ini mereka lagi setting dan kita sudah berkoordinasi dengan teman-teman di KKP, para operator maupun kepala bandara dan pelabuhan manakala alat ini sudah siap maka kita akan ujicobakan,”pintanya.

Lebih lanjut kata dia, alat tersebut akan diujicobakan di bandara Elatari Kupang. Karena alat itu baru maka harus diujicobakan. Jika alat ini bagus dan efektif maka akan digunakan di semua bandara dan pintu masuk pelabuhan.

“Mudah-mudahakan satu minggu ke depan alat ini bisa diujicobakan,”bebernya. (Hiro Tuames)