Ahmad Talib: Kritik untuk Wali Kota Kupang Terpilih Harus Masuk Akal

oleh -124 Dilihat
Oplus_131072

Suara-ntt.com, Kupang-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang, Muhamad Talib, memberikan tanggapan atas kritik yang disampaikan akademisi lingkungan, Dr. Hamzah Wulakada, terkait rencana kerja 100 hari pertama Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Christian Widodo- Serena Francis.

Talib menyatakan bahwa kritik diperbolehkan, namun harus masuk akal dan konstruktif.

“Boleh memberi kritik, tapi yang masuk akal. Masalahnya, yang bersangkutan (Chris-Serena) belum dilantik, sudah ada keraguan, itu kan aneh. Kalau dibilang mereka tidak mampu, ya tidak apa-apa. Nanti di kepemimpinan Pak Chris-Serena, silakan beliau (Hamzah) mengawal,” ujar Talib, politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Senin (13/1/2025).

Talib juga mempertanyakan kontribusi Hamzah sebagai akademisi lingkungan terhadap pembangunan Kota Kupang sejauh ini seperti apa.

Sebelumnya, Dr. Hamzah Wulakada mengkritisi rencana Chris-Serena yang berkomitmen menyelesaikan dua masalah utama Kota Kupang, yakni penanganan sampah dan penataan birokrasi dalam 100 hari kerja. Menurut Hamzah, target tersebut terlalu terburu-buru dan berpotensi tidak efektif.

“Terlalu terburu-buru, baiknya lakukan penyelarasan total. Rancangan anggaran 2025 sudah ditetapkan, pastikan ada postur anggaran yang sesuai untuk prioritas kampanye tersebut,” kata Hamzah, Sabtu (11/1/2025).

Hamzah menyoroti kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Alak yang saat ini penuh. Ia meminta agar jika dibuka lahan baru, harus sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku, seperti ISO 0303241 tahun 1994.

“Jangan asal buka, garuk, timbun. Itu tidak menyelesaikan masalah, malah bisa menimbulkan persoalan baru,” tambahnya.

Selain itu, Hamzah juga mengkritisi rencana penataan birokrasi yang ingin dilakukan dalam 100 hari pertama. Ia mengingatkan bahwa sesuai Permendagri No. 73 Tahun 2016, kepala daerah baru dilantik hanya dapat melakukan mutasi pegawai setelah enam bulan menjabat, kecuali dengan izin khusus dari Menteri Dalam Negeri.

“Kesannya terlalu arogan dengan niat ‘bersih-bersih’. Berilah waktu enam bulan untuk membentuk tim yang solid sebelum menilai kinerja mereka,” tegas Hamzah.

Meski demikian, Hamzah tetap mengapresiasi niat baik Chris-Serena dalam menangani dua permasalahan krusial tersebut. Ia menekankan pentingnya melibatkan komunitas dalam pengelolaan sampah dan mengajak semua pihak berkolaborasi.

“Ini Kota Kupang, berkumpul SDM di atas standar. Jadi jangan merasa paling hebat. Ajak masyarakat berkolaborasi, itu akan meningkatkan partisipasi dan dukungan publik,” tutup Hamzah.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang terpilih, Christian Widodo dan Serena Francis, sebelumnya mengumumkan bahwa program prioritas dalam 100 hari pertama mereka adalah menyelesaikan masalah sampah dan menata birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Kupang. ***