Suara-ntt.com, Kupang-Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) menegaskan komitmen mereka untuk berkolaborasi dengan lembaga-lembaga keagamaan dalam pembangunan daerah.
Bagi Ansy-Jane, peran lembaga keagamaan sangat penting, terutama dalam membentuk karakter dan akhlak masyarakat yang kuat. Karena itu, pasangan ini kerap berkunjung dan berdialog dengan para pemimpin agama di berbagai lembaga, seperti gereja, MUI, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah.
Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Keuskupan Agung Kupang di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Ansy-Jane menemui Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, Pr. Pertemuan yang hangat tersebut diisi dengan dialog mengenai peran gereja dalam membantu membentuk karakter masyarakat dan mendukung pengembangan ekonomi umat melalui koperasi.
Mgr. Hironimus menyambut baik kedatangan Ansy dan Jane, menyampaikan harapannya agar kemitraan antara gereja dan pemerintah dapat terus terjalin erat untuk membangun daerah.
“Selain membantu membentuk karakter masyarakat, gereja mendukung perekonomian masyarakat. Kami berharap pilkada berjalan damai,” ujar Uskup Hironimus didampingi Vikjen Keuskupan Agung Kupang, RD. Krispinus Saku, Pr.
Ansy Lema, politisi PDI Perjuangan yang juga mantan anggota DPR RI, menyampaikan bahwa gereja memiliki komunitas umat basis (KUB) yang menjadi landasan ekonomi bagi gereja dan membantu meningkatkan kesejahteraan umat melalui koperasi.
“Jika umat sejahtera, maka masyarakat NTT juga akan sejahtera. Gereja memiliki gerakan kesejahteraan sosial yang harus kita dukung dan kembangkan,” jelas Ansy.
Ansy juga menyebut lembaga keagamaan sebagai pilar kokoh yang menjaga nilai-nilai moral dan etika di masyarakat serta mempertahankan persatuan bangsa.
Ia menegaskan komitmennya untuk membangun kolaborasi antara pemerintah dan lembaga keagamaan guna mewujudkan kebijakan berkeadilan dan mendorong kesejahteraan rakyat NTT jika dirinya dan Jane terpilih nanti.
“Saya selalu menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan lembaga dan tokoh agama di setiap kabupaten yang saya kunjungi. Mereka adalah mitra pemerintah dalam menghadirkan pembangunan dan menjaga keutuhan bangsa,” ujar alumni Pascasarjana Universitas Indonesia tersebut.
Ansy menekankan bahwa pemerintah perlu bekerjasama dengan lembaga keagamaan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat kecil, terutama bagi kelompok petani, peternak, dan nelayan yang menjadi fokus program Ansy-Jane. Kolaborasi ini diyakini mampu memperkuat nilai moral serta meningkatkan kualitas pembangunan di NTT.
“NTT harus dibangun secara bersama-sama. Dengan dukungan tokoh agama, kita akan melahirkan kebijakan yang inklusif dan sesuai kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.
Jane Natalia Suryanto, satu-satunya calon Wakil Gubernur perempuan, menambahkan bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal mendidik masyarakat, membangun ekonomi rakyat, serta membentuk karakter dan moral.
Dalam rangka mewujudkan visi NTT Sehat Cerdas Berkarakter, Ansy-Jane berkomitmen untuk melibatkan semua elemen agama dan mempertahankan nilai-nilai budaya yang ada.
“Pembangunan tidak hanya fisik, tetapi juga mencakup moral dan karakter masyarakat. Kolaborasi dengan lembaga keagamaan akan mewujudkan spirit NTT Sehat Cerdas Berkarakter,” pungkas Ansy dengan tagline “Manyala Kaka”. ***