Ansy-Jane Siap Hadapi Debat Terakhir Pilgub NTT 2024

oleh -181 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Debat ketiga atau debat terakhir antar pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akan berlangsung pada Rabu (20/11/24). Pasangan nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane), menyatakan kesiapannya menghadapi debat bertema “Meningkatkan Daya Saing Daerah Berperspektif GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion), Resiliensi, dan Berkelanjutan.”

“Kita sudah menyiapkan diri dengan baik untuk debat terakhir. Saya dan Jane mempelajari berbagai aspek yang relevan dengan tema debat,” ujar Ansy Lema, Senin (18/11/24).

Fokus pada Peningkatan Daya Saing Daerah

Ansy menjelaskan bahwa daya saing daerah mencerminkan kemampuan suatu wilayah untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki melalui peningkatan produktivitas, nilai tambah, dan persaingan guna mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Ia menyoroti pentingnya memperbaiki infrastruktur, kebijakan daerah, serta sumber daya manusia (SDM).

Namun, tantangan utama yang dihadapi NTT adalah keterbatasan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), terutama dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang hanya mencapai Rp 1,1 triliun hingga Rp 1,4 triliun dalam lima tahun terakhir.

“Kondisi ekonomi NTT memang memerlukan upaya ekstra. Salah satunya adalah menata ulang APBD untuk mengurangi inefisiensi, mendigitalisasi pajak dan retribusi untuk mencegah kebocoran, serta mengoptimalkan aset-aset daerah yang belum dimanfaatkan,” papar mantan anggota DPR RI ini.

GEDSI sebagai Prioritas

Ansy menekankan pentingnya pemerataan pembangunan yang inklusif. Kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas, tidak boleh diabaikan. Ia mengungkapkan pengalamannya berdialog dengan Komunitas Teman Tuli Kota Kupang, yang menyuarakan kebutuhan akan kebijakan inklusif, seperti penyediaan Juru Bahasa Isyarat (JBI) di instansi pemerintahan, rumah sakit, dan sekolah.

“Mereka adalah bagian dari masyarakat NTT yang harus dirangkul. Kebijakan yang melindungi, memberdayakan, dan memberikan pelayanan publik yang inklusif harus menjadi prioritas,” tegas Ansy, yang mengusung tagline “Manyala Kaka.”

Program Pemberdayaan Perempuan

Sementara itu, Jane Natalia Suryanto, sebagai satu-satunya calon Wakil Gubernur perempuan, turut membawa isu pemberdayaan perempuan ke panggung debat. Program Desa Manyala yang mereka usung mencakup gerakan 1.000 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk perempuan setiap tahun. Setiap UMKM akan menerima modal usaha sebesar Rp 5 juta.

“Perempuan adalah pilar kesejahteraan keluarga. Dengan gerakan ‘Mama bantu mama, perempuan tolong perempuan,’ kami ingin mendorong perempuan di NTT menjadi lebih mandiri dan berdaya,” tambah Jane.

Pasangan Ansy-Jane optimistis bahwa visi dan program yang mereka tawarkan akan memberikan solusi nyata bagi berbagai tantangan yang dihadapi NTT. Dengan fokus pada daya saing, inklusivitas, dan keberlanjutan, mereka berharap dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. ***