Ansy-Jane Usung Pembangunan Berbasis Kewilayahan untuk Optimalkan Potensi Daerah di NTT

oleh -118 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane), menegaskan komitmen mereka untuk mengimplementasikan konsep pembangunan berbasis kewilayahan. Konsep ini memprioritaskan potensi, keunggulan, dan karakteristik unik dari setiap daerah di NTT, sebagai upaya untuk menciptakan pembangunan yang berimbang dan berkelanjutan.

Menurut Ansy Lema, setiap daerah di NTT memiliki keunikan dan kekayaan alam yang berbeda-beda. “Provinsi NTT merupakan wilayah kepulauan, dengan karakteristik yang bervariasi antar daerah. Misalnya, Timor dan Sumba unggul di sektor peternakan, serta buah-buahan seperti Jeruk Keprok Soe dan Alpukat Amnuban. Sementara itu, Flores bagian timur memiliki potensi perikanan, dan Flores bagian barat di bidang pertanian,” kata Ansy, yang juga alumni Pascasarjana Universitas Indonesia pada Minggu (10/11/24).

Ansy-Jane berencana menerapkan konsep pembangunan berbasis kewilayahan ini untuk mengoptimalkan potensi di masing-masing wilayah, demi menciptakan spesialisasi yang sesuai dengan potensi lokal. Mantan Anggota DPR RI itu menyatakan bahwa program ini akan membutuhkan jaminan dalam kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produksi di setiap daerah.

Salah satu program utama yang ditawarkan Ansy-Jane adalah pembangunan sistem rantai dingin di Flores bagian Timur, dengan pendirian pabrik es dan cold storage guna mendukung sektor perikanan. Selain itu, Ansy juga menyebutkan rencana untuk membangun pabrik pengolahan ikan dan sentra-sentra produksi hortikultura di Timor dan Sumba, yang sesuai dengan potensi pertanian dan peternakan di kedua pulau tersebut.

“Setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing, dan pembangunan berbasis kewilayahan memungkinkan pemanfaatan potensi lokal secara optimal, sehingga setiap wilayah mendapatkan porsi sesuai keunggulannya,” jelas Ansy.

Sebagai calon gubernur yang berpasangan dengan perempuan pertama dalam Pilgub NTT 2024, Ansy menekankan akan membangun sistem penyangga pangan pada daerah yang memiliki potensi pariwisata, seperti Labuan Bajo dan Sumba. “Pariwisata adalah penggerak utama ekonomi masyarakat. Daerah dengan potensi pariwisata yang besar harus didukung dengan sistem pangan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat lokal,” tambahnya.

Dalam mewujudkan pembangunan berbasis kewilayahan, Ansy menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota di seluruh NTT. Menurutnya, sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangat penting untuk mengidentifikasi keunggulan dan kebutuhan setiap daerah, serta memastikan program pembangunan berjalan efektif.

“Kata kuncinya adalah kolaborasi, sinergi, gotong-royong. Program pemerintah provinsi harus selaras dengan program di kabupaten/kota. Kami membutuhkan pemerintah kabupaten/kota sebagai mitra utama untuk mewujudkan pembangunan berbasis kewilayahan ini,” ungkap Ansy, yang memiliki tagline kampanye “Manyala Kaka”.

Dengan visi pembangunan berbasis kewilayahan ini, Ansy-Jane berharap dapat menciptakan keseimbangan pembangunan di seluruh wilayah NTT, memaksimalkan potensi daerah, serta mendorong kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. ***