Ansy Lema Kunjungi Seminari Tinggi Ritapiret, Telusuri Jejak Paus Yohanes Paulus II

oleh -40 Dilihat

Suara-ntt.com, Maumere-Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema, atau yang akrab disapa Ansy Lema, melakukan kunjungan ke Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, sebuah situs bersejarah bagi umat Katolik di Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.

Seminari ini dikenal sebagai “Vatikan Semalam” karena pernah menjadi tempat menginap Paus Yohanes Paulus II saat melakukan kunjungan keagamaannya ke Indonesia pada 9-14 Oktober 1989. Kunjungan Ansy Lema tersebut merupakan kali pertama baginya menginjakkan kaki di lokasi yang dianggap suci ini.

“Saya ingin mengunjungi situs rohani Vatikan Semalam dan Kamar Paus Yohanes Paulus II. Sebagai seorang Katolik, saya sangat ingin memanjatkan doa di sini, meminta berkat untuk perjalanan hidup saya, keluarga saya, serta provinsi dan bangsa ini,” ungkap Ansy, mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.

Ansy Lema diterima oleh tiga pimpinan Seminari Tinggi, yakni Rektor RD. Guidelbertus Tanga, Drs., M.Th, Spiritual TOR Dr. Yohanes Hans Monteiro, dan Ekonom RD. Julius Cesar Reda. Dalam pertemuan tersebut, Ansy menyampaikan kekagumannya terhadap nilai-nilai yang diwariskan Paus Yohanes Paulus II.

“Paus Yohanes Paulus II adalah tokoh besar yang mengajarkan nilai-nilai persatuan, persaudaraan, dan kerukunan. Kunjungannya ke Indonesia kala itu juga menjadi simbol penghormatan terhadap falsafah Pancasila yang menjadi perekat toleransi di negara kita,” tambah pria berdarah Ende-Lio ini.

Ia juga menegaskan pentingnya spiritualitas dalam membangun NTT. “Kekuatan untuk membangun Tanah Flobamora harus dimulai dari iman yang kokoh. Saya merasa diberkati bisa berdoa di tempat yang pernah dikunjungi oleh seorang tokoh besar seperti Paus Yohanes Paulus II,” ujarnya.

Paus Yohanes Paulus II, pemimpin umat Katolik dari 1978 hingga 2005, dikenal sebagai figur yang menentang kediktatoran dan pelanggaran hak asasi manusia. Saat berkunjung ke Indonesia pada 1989, ia menyampaikan pesan penting tentang toleransi antarumat beragama dan solidaritas kemanusiaan.

Kunjungan Ansy ke Seminari Tinggi Ritapiret diharapkan tidak hanya menjadi momen refleksi pribadi, tetapi juga inspirasi bagi masyarakat NTT untuk mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan dalam membangun masa depan provinsi tersebut. ***