Antisipasi Rawan Pangan di NTT, Dinas Pertanian Diinstruksikan Fokus Kembangkan Empat Komodi Unggulan

oleh -235 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Saat ini di seluruh dunia mengalami rawan (krisis) pangan. Untuk mengantisipasi krisis pangan itu Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) menginstruksikan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk fokus kembangkan empat komoditas unggulan yakni jagung, sorgum, kelor dan ayam kampung unggul balitbang (KUB). Selain itu juga Pemprov menugaskan dinas terkait untuk menjaga ketahanan pangan daerah.

“Kita ditugaskan mempersiapkan berbagai hal bahwa musim hujan ini akan ditanam sebanyak-banyak untuk diproduksi demi menjaga ketahanan pangan daerah,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Frederick Lucky Koli didampingi Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT, Prisila Q. Parera kepada wartawan di Lantai I Kantor Gubernur NTT pada Selasa, 27 September 2022.

Dijelaskan, untuk pengembangan jagung yang masuk dalam skema program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dengan pola kemitraan bekerjasama dengan Bank NTT dan bank-bank lainnya.

Sementara untuk sorgum pihaknya akan menanam di tahun 2022 seluas 3.500 hektare dan tahun 2023 sebanyak 34.000 hektare. Selain itu akan dilakukan penanaman kelor serta pengembangan ayam kampung unggul balitbang (KUB).

“Dan ini merupakan prioritas-prioritas pertanian yang kita sudah persiapkan. Dan benih jagung untuk program TJPS tidak ada masalah. Untuk benih sorgum sekarang dalam proses penyaluran. Benih-benih itu kita sudah siapkan sendiri dari NTT untuk disalurkan ke Kabupaten Flores Timur sebanyak 11 ton,”ungkapnya.

Dikatakan, pengembangan sorgum akan fokus di daratan Flores bagian Timur yakni Flores Timur (Solor), Lembata, Flores bagian Utara, Alor, Sabu, Rote Ndao dan daratan Timor. “Dan kita akan bekerjasama dengan tokoh-tokoh agama yang ada,”ucapnya.

Untuk pengembangan kelor kata dia, pihaknya kerjasama dengan Dinas PMD untuk didistribusikan kepada masyarakat dan hasilnya akan ditake over kepada Off Taker yang sudah dipersiapkan sehingga semua komoditas yang digenjot sudah diusulkan dalam desain ekosistem terutama pangsa pasar sehingga para petani bisa mempunyai optimisme dan terus bersemangat untuk menanam karena sudah ada patokan harga. Dengan demikian apa yang dkerjakan oleh masyarakat bisa mendapatakan manfaat ekonomi dari pangan untuk menekan terjadi inflasi.

Untuk diketahui bahwa kelor tidak bisa dikembangkan di daerah dataran tinggi seperti Kabupaten Ngada, Manggarai, dan Timor Tengah Selatan (TTS). Sementara daerah lainnya bisa dikembangkan dan dikoordinir oleh Dandim dan semua stackholder yang ada.

Lebih lanjut kata dia, untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) pada tahun 2022 pihaknya menargetkan 105.000 hektare dan sudah ditanami sebanyak 37.000 hektare dan itu dilakukan pada musim tanam II di bulan September 2022. Itu sudah dipanen dan dijual hasilnya oleh Off Taker bahkan petani sudah mendapatkan hasil dari penjualan itu. Sisanya akan dilakukan pada musim tanam I tahun 2022/2023 di bulan Oktober 2022 mendatang.

“Saat ini kita sudah siapkan 88 ribu hektare dan kita ajukan ke bank pelaksana dan sudah seleksi sekitar 40 ribu lebih dan akan dilakukan pencairan tahap pertama dengan pola kemitraan untuk dilakukan penanaman,”tandasnya.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG bahwa musim hujan tahun ini akan jatuh di Minggu ke-3 bulan Oktober 2022 sehingga pohaknya sudah mempersiapkan untuk memprioritaskan lokasi-lokasi yang curah hujannya mendahalui yaitu di daratan Flores bagian Barat. Dan saat ini Off Taker lagi mengumpulkan benih-benih jagung untuk persiapan musim tanam. Selanjutnya kabupaten-kabupaten lain yang musim hujannya jatuh di bulan November 2022 hingga bulan April 2023.

“Target produksi yang kita harapkan dari penanaman jagung dari program TJPS di musim tanam I ini sekitar 400 ribu ton dan itu akan kita gunakan untuk kepentingan industri pakan ternak di NTT dan selebihnya kita akan jual ke luar (Surabaya),”pintanya.

“Dan dalam jangka pendek kita akan kerjasama dengan Kabupaten Bangli Provinsi Bali untuk mensupplay kebutuhan jagung dan mereka akan mensupplay daging dan telur ayam untuk kebutuhan kita di NTT khususnya di Pulau Sumba,”tambahnya. (Hiro Tuames)