Suara-ntt.com, Kupang-Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT tetap memakai kain tenun pada setiap hari Selasa, dan Jumat.
Untuk diketahui Pemerintah Provinsi NTT tidak menganulir kebijakan penggunaan kain tenun ikat oleh ASN .
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhya Kalake dalam responnya terhadap 26 aspirasi yang disampaikan DPRD NTT mengatakan, tidak ada rasa pesimistis sedikitpun saat datang di NTT.
Ayodhia memiliki semangat untuk bekerja yang baik, dan bekerja lebih keras lagi dalam membangun Provinsi NTT.
“Penggunaan kain tenun dan sarung tetap dilaksanakan. Tidak dihapus, ” kata Ayodhia dalam rapat Paripurna DPRD NTT pada Senin, 6 November 2023.
.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya mempromosikan kain tenun ikat NTT di tingkat nasional hingga tingkat dunia internasional.
“Pemerintah Provinsi NTT terus berupaya mempromosikan kain tenun di tingkat nasional hingga dunia internasional, ” tegas Ayodhia.
Lanjut Ayodhia, apapun yang telah dirintis dan dikerjakan selama ini akan dilanjutkan.
Selain kain tenun Ikat NTT, kaya Ayodhia, pemerintah provinsi NTT mengoptimalisasi BUMD di Provinsi NTT.
“Kami sudah diskusi dengan Bank NTT dan OJK untuk memperbaiki performance di Bank NTT. Mengoptimalkan BUMD untuk meningkatkan PAD, ” bebernya.
Ia menambahkan, pembayaran tunjangan dan TPP ASN di lingkungan Pemerintah Provinsi NTT juga menjadi hal prioritas Pemerintah Provinsi NTT saat ini.
Sekda NTT, Kosmas Damianus Lana membenarkan belum ada Surat Edaran (SE) Pj Gubernur NTT yang baru untuk merubah penggunaan kain tenun ikat maupun sarung oleh ASN di Lingkungan Pemprov NTT.
Menurut Kosmas, Pemerintah Provinsi NTT masih melakukan kajian dan meminta masukan dari berbagai kalangan untuk penerapan kebijakan itu. Namun, Kosmas memastikan bahwa pakaian Pramuka yang tidak akan dikenakan lagi.
“Masih tetap (Surat Edaran Gubernur NTT) lama. Kami masih godok, masih mempertimbangkan banyak aspirasi dari masyarakat. Yang pasti Pramuka tidak lagi, Tenun Ikat tetap, ” tegasnya.
Salah satu ASN di lingkungan Pemprov NTT mempertanyakan kebijakan penggunaan kain tenun ikat dan sarung tenun ikat pada Selasa dan Jumat. Pasalnya, setelah ada informasi yang disampaikan Sekda NTT melalui Group Whatsapp yang melarang penggunaan kain tenun ikat sampai saat ini belum ada Surat Edaran Baru.
Menurut ASN yang tidak mau namanya disebut itu, Sekda NTT harus segera menyodorkan draft Surat Edaran baru kepada Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake yang mengatur tentang penggunaan kain tenun oleh ASN.
“Dalam birokrasi pemerintahan itu tidak mungkin kita merubah sebuah regulasi terdahulu hanya berdasarkan pesan group Whatsapp. Dugaan saya Pak Sekda ini yang terlalu over thinking untuk merubah kebijakan ini, akhirnya sampai sekarang tidak ada Surat Edaran baru jadi kami juga bingung mau pakai baju apa, ” ujarnya. (Hiro Tuames)