Suara-ntt.com, Kupang-Para atlet yang juara di event Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) NTT tahun 2023 tidak secara otomatis langsung dikirim mewakili NTT ke Pekan Olahraga Nasional (Popnas) pada bulan Agustus 2023 mendatang. Namun semua itu akan dianalisa terlebih dahulu terutama catatan-catatan saat kegiatan di Popda dengan kegiatan Popnas nanti.
“Atlet yang juara dalam kegiatan Popda ini tidak otomatis langsung dikirim untuk mewakili NTT di pentas Popnas nanti. Tapi akan dianalisa dulu, terutama catatan waktunya di Popda ini dibandingkan dengan catatan waktu Popnas,”kata Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Atletik Persatuan Indonesia (PASI) NTT, Theodorus Widodo kepada wartawan di Kupang pada Kamis, 16 Maret 2023.
Theo mengatakan, sebanyak 16 dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berpartisipasi dan berlaga dalam event Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) NTT tahun 2023.
Dia mengakui, selama pelaksanaan Popda NTT tahun 2023 pihaknya turun ke lapangan untuk memantau para atlet khususnya di cabang olahraga atletik. Bahkan di tahun 2024 mendatang ada atlet yang usianya mencapai 18 tahun dan melampaui limit Pekan Olahraga Nasional (PON) akan diikutsertakan dalam kualifikasi PON.
Dijelaskan, syarat untuk ikut berlaga di PON antara lain; melampaui limit PON, umur atlet ditahun 2024 genap 18 tahun dan yang bersangkutan lolos kualifikasi PON. Dan kualifikasi itu ditentukan oleh Pengurus Besar PASI dan ada beberapa event yang akan digelar antara lain kejurnas dan kejurnas Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP).
Dikatakan, ada beberapa jenis lomba di Popda NTT khusus untuk atletik antara lain; jalan cepat 100 meter, 200 meter, 400 meter, 800 meter,1.500 meter, 3.000 meter dan 5.000 meter. Kemudian nomor lintasan itu lari dan nomor lapangan seperti lompat jauh
Lebih lanjut kata dia, bagi kabupaten baik di daratan Flores maupun Sumba yang keluar sebagai juara maka Kota Kupang menawarkan diri untuk yang bersangkutan berlatih di Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) dan bisa sekolah di Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO). Namun semua itu tergantung dari masing-masing kabupaten dan atlet tersebut. Apakah pulang kembali ke daerahnya dan latihan disana silahkan tidak dipaksa.
“Misalnya kemarin atlet dari Kabupaten Sumba Timur atas nama Adeltridis pelari 100 meter yang mencatat waktu lebih dari pada catatan waktu Popnas. Dan saat itu Ibu Kadispora Provinsi NTT menawarkan untuk masuk dan bergabung di PPLP. Kemudian Kepala Sekolah SKO juga langsung tawarkan untuk sekolah disini. Namun semua tergantung dari atlet, pelatih PASI dari Kabupaten Sumba Timur. Dan kelihatan kontingen Sumba Timur senang sekali menerima tawaran itu. Tapi kita belum tahu karena harus ada izin dari orangtuanya,”ungkapnya.
“Harapan kami tentu yang bersangkutan, orangtua dan pelatih PASI Kabupaten Sumba Timur terima tawaran itu. Karena bagaimanapun fasilitas di Kota Kupang sebagai ibukota Provinsi jauh lebih baik. Kita lihat saja Stadion Oepoi Kupang begitu bagus,”tambahnya.
Dia menambahkan, untuk memperkuat PASI di kabupaten/kota maka langkah yang diambil adalah menghidupkan pengurus di kabupaten/kota. Kemudian melakukan pembinaan dalam bentuk Talent Scouting atau pemanduan bakat dan akan digalakkan dalam rangka mencari bibit-bibit atlet pelajar di kalangan sekolah.
“Dan dalam rencana kita akan selenggarakan lomba pencarian bibit atlet dari tingkat SD dan SMP. Kegiatan itu akan dibagi dalam sistem zonasi yakni daratan Flores, Sumba dan Timor,”pungkasnya.
Untuk cabang olahraga lain lanjutnya, jika dilihat cabor yang berprestasi itu berbasis club. Karena dari segi pembinaannya, pencarian bibit itu dilakukan dari sekolah-sekolah baik itu SD dan SMP yang dibina dalam club. Dan salah satu program kerja utama dari PASI NTT periode 2023-2027 ini adalah membangun club-club di kabupaten/kota.
Dia mencontohkan jika sudah mempunyai satu club di Kota Kupang yang sangat eksis dan sudah mensuplai atlet-atlet berprestasi bagi NTT bahkan Indonesia seperti atlet Marselina Tamo Apung merupakan atlet pelari 400 meter yang memperkuat Skuat Indonesia pada event Asian Games. Dan atlet lain seperti Delfita Bakun juara di Asean School Games di Chiang Mai dan Brunai Darussalam.
“Dan kita punya program akan bangun club-club dan pembinaan berbasis club untuk memperkuat atlet-atlet kita,”pungkasnya. (Hiro Tuames)