Suara-ntt com, Kupang-Widyabasa Ahli Madya sekaligus Panitia Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII tahun 2023, Dr. Maryanto mengatakan, bahasa Indonesia menjadi modal sosial dan sumber kekuatan bangsa Indonesia.
“Menjadikan bahasa Indonesia sebagai modal sosial maka disitulah sumber kekuatan bangsa Indonesia. Kemudian Adiwangsa adalah mewujudkan bangsa Indonesia yang makin diperhitungkan ditingkat dunia global dan menjadi negara atau bangsa yang maju dan utama,”kata Maryanto saat membawa materi dalam acara Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII tahun 2023 di Hotel Sylvia Kupang pada Sabtu, 27 Mei 2023.
Dikatakan, Kongres Bahasa Indonesia XII akan dilaksanakan di Jakarta pada 26 hingga 29 Oktober 2023 mendatang. Dan
KONGRES Bahasa Indonesia (KBI) yang telah diselenggarakan sejak 1938 hingga sekarang, memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia. Kali ini, KBI mengusung slogan Adibangsa, Adiwangsa. Apa artinya?KBI merupakan forum tertinggi yang membahas masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia.
Saat menyosialisasikan pelaksanaan KBI XII di tahun 2023, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek mengatakan, tema yang diangkat KBI 2023 adalah ‘Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa’.
Tema KBI XII mengandung makna bahwa penguatan literasi baca tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan yang meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.
Selain tema, KBI XII juga menetapkan slogan ‘Adibasa, Adiwangsa’. Apa artinya? Dalam bahasa Sanskerta, Adibasa berarti bahasa yang baik dan Adiwangsa berarti bangsa yang unggul.
Ia menjelaskan, slogan ini menyiratkan cita-cita luhur untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai modal dan sumber kekuatan untuk menjadi negara yang diperhitungkan di tingkat dunia sebagai bangsa yang maju dan utama.
Bahasa Negara, saat ini bahasa Indonesia sebagai bahasa negara Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak kemerdekaan. Menurutnya, bahasa Indonesia bukan hanya sebagai pengikat persatuan dan kesatuan bangsa, melainkan juga sebagai penghela ilmu pengetahuan.
“Sebagai penghela ilmu, bahasa Indonesia telah mampu mewadahi keberagaman konsep pengetahuan, baik konsep yang berakar pada kearifan Nusantara maupun konsep peradaban modern,” ujarnya.
Dijelaskan, sebelum Indonesia berdiri sebagai sebuah negara berdaulat bahasa Indonesia sudah dikongreskan dan ada sejak sumpah pemuda di tanggal 28 Oktober 1928.
Lalu kongres kedua dilaksanakan di Medan pada tahun 1954. Di Medan Bahasa Indonesia mulai dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemudian Kongres tahun 1978 karena saat stabilitas politik di Indonesia belum terjamin sehingga kongres bahasa Indonesia tidak dapat dilakukan.
Ketika sesudah tahun 1978 stabilitas politik sudah stabil sehingga Bahasa Indonesia yang digagas sebelum Indonesia merdeka terus dibina dan dikembangkan serta dibicarakan dalam forum-forum ilmiah.
“Secara khusus Kongres Bahasa Indonesia dilaksanakan lima tahunan dan pada tahun 2023 kita laksanakan kongres Bahasa Indonesia ke XII,”jelasnya.
Dia memaparkan, Bahasa Indonesia menduduki dua posisi penting yakni sebagai bahasa nasional yang mempersatukan bangsa beranekaragam melalui sumpah pemuda. Dan bahasa Indonesia adalah satu-satunya bahasa negara karena tidak ada bahasa yang lain.
Meskipun di NTT memiliki 72 bahasa daerah namun dari keberagaman itu dapat dipersatukan oleh bahasa Indonesia dengan demikian pengaruh bahasa Indonesia cukup besar dalam kehidupan terhadap bangsa ini.
Peran dan fungsi bahasa Indonesia yang sangat mendasar ini sebagai penghela atau penarik ilmu pengetahuan. Kemudian bahasa Indonesia mewadahi ilmu pengetahuan dari peradaban dunia global.
Pengaruh fungsi bahasa Indonesia terus ditingkatkan agar diakui dan dikenal dunia internasional.
Lebih lanjut kata dia, dalam Kongres Bahasa Indonesia ke XII ini merupakan lanjutan dari kongres sebelumnya tahun 2018 lalu. Dimana pada 25 tahun lalu ketika bangsa Indonesia mengalami situasi politik dari masa transisi menuju arah reformasi.
Kemudian tujuan dari kongres ini adalah untuk menentukan arah kebijakan pembangunan bahasa Indonesia. Lalu menghimpun para pemangku kepentingan yang berkaitan dengan bahasa Indonesia atau bahasa daerah untuk memberikan informasi bagaimana memahami bahasa Indonesia dan sastra.
Dia menambahkan bahwa yang bakal akan dibahas dalam kongres kali ini adalah literasi digital. Dan ini menjadi persoalan di era sekarang ini tetapi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang sangat kuat bagi bangsa Indonesia.
“Ini menjadi tantangan untuk kita gunakan bahasa kita,”ujarnya.
Ia juga menyampaikan Bahasa Indonesia yang digunakan diera digital ini sering disalahgunakan bukan untuk mempersatukan dan mempererat kerjasama antara sesama tetapi untuk saling membenci dan ini menjadi tantangan. Kemudian peran masyarakat dalam penguatan literasi berkaitan dengan revitalisasi bahasa daerah sangat dibutuhkan. (Hiro Tuames)