Suara-ntt.com, Kupang-Dalam menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) semua pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memakai busana adat dari etnis masing-masing daerah.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk kecintaan terhadap bangsa Indonesia yang begitu pluralisme terdiri dari berbagai suku, agama, etnis dan adat istiadat.
Acara yang dikemas oleh FPK dengan tema Nusantara Baru Indonesia Maju ini menjadi sorotan karena menampilkan serta menonjolkan keragaman adat budaya Indonesia yang berlangsung di alun-alun Kota Kupang.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi NTT, Theo Widodo mengatakan bahwa FPK menjadi wadah tempat berhimpunnya semua paguyuban etnis yang ada di Kota Kupang.
“FPK adalah tempat berhimpunnya semua etnis maka kami ingin agar semua warga negara Indonesia yang ada disalah satu etnis untuk lebih akrab dan lebih terjalin tali silaturahmi untuk persatuan dan kesatuan bangsa sebagai modal pembangunan nasional,”kata Theo Widodo.
“Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya kepada Dialah kita bisa berada di sini untuk melaksanakan dan mengenang perayaan hari penting, yaitu hari lahir negara Republik Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka, dalam sebuah upacara bermartabat dengan melibatkan seluruh paguyuban etnis.”ungkapnya.
Dikatakan, peringatan HUT RI oleh FPK NTT ini sudah berhasil selenggarakan selama 3 (tiga) kali berturut-turut sejak tahun 2022 yang dirayakan bersama seluruh paguyuban etnis dan hal ini hanya terjadi di Kupang.
“Perayaan ini selain untuk menyadarkan kita semua betapa pentingnya arti kemerdekaan, juga bertujuan meningkatkan tali silaturahmi yang pada gilirannya akan meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai modal dasar pembangunan,”paparnya
Theo Widodo menambahkan, tanpa persatuan dan kesatuan tanpa damai di bumi Pertiwi pembangunan tidak mungkin akan terjadi.
“Dengan perayaan bersama kita yang berbeda-beda ini bisa lebih saling kenal dan akrab satu dengan yang lain. Karena itu perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ini penting sekali buat kita semua. Kata orang bijak tak kenal maka tak sayang,”tambahnya.
Dalam amanatnya, Inspektur upacara Theo Widodo juga menjelaskan, FPK NTT terbentuk dengan maksud meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara dan telah melakukan banyak kegiatan nyata, diantaranya seminar kebangsaan tingkat nasional maupun tingkat lokal dengan pesertanya orang muda yang dilakukan rutin setiap tahun, membantu korban Seroja dan memberi bantuan alat pelindung diri atau APD di masa pandemi covid 19, dan semua itu dilakukan sendiri atau swadaya anggota forum yaitu paguyuban etnis yang tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan.
Perayaan HUT RI ke-79 tahun ini dengan tema Nusantara Baru Indonesia Maju, disampaikan Theo Widodo dengan pertanyaan refleksi apa makna dari tema besar ini. Menurutnya makna dari tema tersebut bahwa, kita harus punya tekad bersama ke depan demi nusantara baru yang berdaulat ini, Nusantara Baru adalah rumah kita.
“Kita kini punya Presiden dan Wakil Presiden baru, Prabowo dan Gibran yang telah melalui proses pemilu yang penuh dengan dinamika di antara kita. Mari lupakan semua itu. Saatnya sekarang kita bergandengan tangan membangun negeri di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden terpilih kita,”pungkasnya.
Atas nama seluruh jajaran Pengurus Forum Pembauran Kebangsaan NTT menyampaikan limpah terima kasih kepada semua pihak terkait yang hadir atau tidak tapi berkontribusi akan terlaksananya perhelatan akbar peringatan HUT RI ke-79 tahun ini.
“Limpah terima kasih kepada Penjabat Wali Kota telah mengijinkan tempat ini sejak malam renungan tanggal 16 Agustus, terimakasih kepada mayor infanteri dan kapten yang terus aktif jalankan kenegaraan sehingga acara ini bisa berlangsung dengan baik, adik-adik pasukan pengibar bendera yang telah berlatih selama seminggu penuh di tempat ini. Adik-adik sebagai Purna Paskibraka telah menunjukkan tanggung jawab yang sama, merah putih bisa berkibar di atas ujung tiang tertinggi, hari ini di tempat ini. Berkat kerja keras dan disiplin adik-adik semua yang mengikuti dengan kekuatan penuh di tempat ini lengkap dengan drum general dan terompet,”bebernya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Ketua Panitia, Onas Pella karena telah bersusah payah menyelesaikan perhelatan Akbar ini. Terimakasih juga kepada ketua dan pengurus paguyuban yang aktif dan selalu hadir pada setiap rapat persiapan.
“Kehadiran bapak/ibu hari ini juga semakin menyadarkan Para Pengurus FPK, bahwa sesungguhnya FPK ini penting dan menjadi dimiliki kita bersama. Sejak sebelum upacara dimulai bapak ibu sudah bersedia berada di bawah terik matahari dengan busana adat yang menunjukkan kekayaan budaya Nusantara kita. Kehadiran bapak menunjukkan bahwa upacara ini penting dan akan terus kita lakukan setiap tahun,”ucapnya.
“Terima kasih dari saya secara pribadi mewakili keluarga kepada seluruh jajaran Pengurus FPK NTT yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin FPK NTT selama 3 periode berturut-turut. Saya bisa berdiri jadi inspektur upacara pada event sejarah perjalanan bangsa kita. Kehormatan ini akan jadi memori terindah kami, dan akan terus tertulis dengan tinta emas dalam buku perjalanan hidup keluarga, dengan satu seruan bersama kita bergandengan tangan bersatu padu di bawah kepemimpinan membangun Indonesia dan budaya,”tandasnya.
Usai mengenang detik-detik Proklamsi Kemerdekaan RI, acara dilanjutkan dengan pentas budaya dari semua etnis, puisi dan lau-lagu perjuangan, berbagai lomba jenaka berhadiah dan makan siang bersama. ***