Suara-ntt.com, Labuan Bajo- Terpilihnya Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi pariwisata super prioritas menjadikan pemerintah daerah setempat secara masif melakukan pembangunan infrastruktur guna memenuhi fasilitas layanan dasar, seperti rumah sakit, air minum, dan listrik. Selain itu, hal terpenting lain sebagai penunjang pengembangan sektor pariwisata adalah pemenuhan sumber daya manusia (SDM) dari kalangan putra-putri daerah yang unggul untuk mengisi tenaga kerja industri pariwisata di Labuan Bajo.
Adanya pendidikan vokasi di tingkat SMK hingga perguruan tinggi di Kabupaten Manggarai Barat, Labuan Bajo menjadi ujung tombak dalam mencetak SDM terampil dengan masa studi yang singkat. Terkait hal tersebut, adanya inisiasi pembentukan akselerator daerah oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten
Manggarai Barat.
Pembentukan akselerator daerah Labuan Bajo sendiri dilakukan oleh Politeknik eLBajo Commodus sebagai pengampu Program Menara Vokasi 2021 serta penggerak bagi satuan pendidikan vokasi lainnya.
“Tantangan kita saat ini di tengah kemajuan pariwisata bukan lagi tentang partisipasi sekolah SMA atau SMK, karena hingga saat ini di setiap kecamatan sudah tersedia SMA atau SMK bahkan lebih dari dua. Begitu pula kehadiran Politeknik eLBajo juga menjawab persoalan partisipasi sekolah. Tugas besar bersama saat ini adalah bagaimana SDM lokal yang tadinya sudah sekolah menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi di Manggarai Barat,”kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Martinus Ban saat mewakili Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi pada acara Gebyar Menara Vokasi pada Selasa, 7 Desember 2021.
Pembentukan akselerator daerah yang menjadi agenda utama dari Program Menara Vokasi menjadi upaya dalam menciptakan SDM lokal yang memiliki kompetensi, menguasai kemajuan teknologi, kreatif dan inovatif, yakni melalui kemitraan yang solid antar pemangku kepentingan di daerah.
Program Menara Vokasi juga sejalan dengan agenda kerja Pemerintah Manggarai Barat, yaitu mendorong kekuatan dan kemampuan sumber daya lokal dalam pembangunan ekonomi.
Keberadaan pendidikan vokasi diharapkan mampu mengatasi problem kualitas SDM dalam kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja di pasar kerja lokal saat ini.
Martinus menambahkan, satuan pendidikan vokasi seperti perguruan tinggi vokasi dan SMK di dalam mengembangkan pendidikan vokasinya sangat diarahkan pada potensi sumber daya alam, termasuk jenis industri berbasis potensi lokal .
“Diharapkan kegiatan hari ini mampu mengurai kesenjangan dalam berbagai hal antara pendidikan dan dunia kerja. Kesenjangan ini meliputi empat dimensi, yaitu kompetensi, kualitas, komunikasi, dan kerja sama. Keluhan-keluhan Industri atau pengguna lulusan vokasi Harus dijadikan spirit dan motivasi dalam pembangunan pendidikan. Tentunya pendidikan vokasi tidak boleh berdiri sendiri, tetapi sinergitas antara penghasil SDM dan penggunanya, yakni DUDI dan masyarakat harus memiliki hubungan yang harmonis, saling membutuhkan dan melengkapi,” ujarnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Politeknik eLBajo Commodus, Andy Iwaniswanto mengungkapkan, Program Menara Vokasi mengandung konsep kemitraan pentahelix, yakni melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) dari unsur satuan pendidikan vokasi, Pemerintah Daerah, dunia usaha dan dunia industri (DUDI), asosiasi, serta media massa.
Berdasarkan pertemuan-pertemuan yang telah dilakukan bersama unsur-unsur tersebut, Politeknik eLBajo Commodus selaku pengampu Program Menara Vokasi mampu memfasilitasi terjalinnya 43 MoU dan 50 MoA antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI dan stakeholders lainnya.
Jumlah stakeholders yang terlibat di Menara Vokasi Labuan Bajo sendiri sebanyak 7 satuan pendidikan vokasi, 21 DUDI, 11 Lembaga Pemerintah, 8 Asosiasi, dan 5 Media Massa.
Pada Gebyar Menara Vokasi yang merupakan puncak acara, Politeknik eLBajo juga mengadakan Job Fair yang baru pertama kali dilakukan di Kabupaten Manggarai Barat dari tanggal 7-9 Desember 2021 di kampus Politeknik eLBajo Commodus.
“Sampai hari ketiga, tercatat 479 orang pencari kerja yang melakukan interview di industri mitra-mitra yang terlibat. Semoga ini menjadi awal yang baik, kita secara bersama-sama menghasilkan tenaga kerja berkualitas di masa depan, khususnya bagi daerah Labuan Bajo dan sektor pariwisatanya,” tutup Andy. (HT)