Suara-ntt.com, Kupang-Sejauh ini, Bank NTT masih mengalami defisit atau kekurangan anggaran sebesar Rp 700 miliar untuk memenuhi modal inti Rp 3 triliun di tahun 2024 mendatang.
Direktur Informasi Teknologi
(IT) dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu membenarkan pemenuhan modal inti sebesar Rp 3 triliun pada 2024, Bank NTT masih kekurangan dana sebesar Rp 700 miliar.
“Kami masih kekurangan modal inti sebesar Rp700 miliar,” kata Hilarius saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD NTT, Selasa, 10 Januari 2023.
Menurutnya, modal inti Bank NTT hingga saat ini baru mencapai Rp 2,3 triliun, sehingga masih kekurangan modal Rp 700 miliar. Apalagi, setoran penyertaan modal dari pemegang saham mengalami penurunan. Dimana, pada 2022, penyertaan modal dari pemegang saham hanya sebesar Rp171 miliar.
“Untuk diketahui setoran modal dari pemegang saham semakin menurun di 2022 hanya Rp171 miliar,” jelasnya.
Dia mengatakan ada regulasi yang mengatur untuk bisa melakukan Kelompok Usaha Bank (KUB). Sehingga Bank NTT telah menandatangani MoU dengan Bank DKI.
“Dan kita sudah MoU dengan Bank DKI Jakarta. Tapi itu baru status MoU, apakah hal itu bisa berlanjut sampai PKS dan ada realisasi kita belum tahu. Jika ada penyertaan modal dari Bank DKI itu kita masih tunggu proses dan informasi dari mereka,” ungkapnya.
Anggota Komisi III DPRD NTT, Hugo Kalembu mengatakan jika modal inti tidak terpenuhi, maka status Bank NTT akan turun jadi BPR.
“Jika tidak penuhi modal inti itu, maka Bank NTT bakal turun status menjadi BPR atau digabungkan,” katanya.
Selain itu, kata Hugo, Bank NTT diperhadapkan dengan sejumlah persoalan. Dimana ada dua kabupaten yang enggan menyetor penyertaan modal. Bahkan Pemerintah Provinsi NTT juga sudah dua tahun tidak menyetor
Dengan demikian perlu dilakukan gerakan agar pemerintah kabupaten/kota dan provinsi melakukan penambahan modal.
“Setelah saya baca dokumen, ada dua kabupaten yang belum setor ke Bank NTT untuk penambahan modal. Bahkan Pemerintah Provinsi NTT sudah dua tahun berturut-turut tidak setor untuk penambahan modal inti,” ungkapnya. (Hiro Tuames)