Site icon Suara NTT

Beras Jadi Pemicu Terjadinya Inflasi di NTT

Suara-ntt com, Kupang-Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) merilis komoditas beras menjadi pemicu terjadinya inflasi di beberapa wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dari Januari hingga Agustus 2024.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi NTT, Matamira Kale mengatakan, ada lima wilayah dengan tingkat konsumsi dan perputaran ekonomi tertinggi di NTT antara lain; Kota Kupang, Kabupaten Maumere, Timor Tengah Selatan (TTS), Ngada dan  Waingapu.

“Inflasi ini terjadi karena pasokan beras lokal berkurang kemudian musim panen telah lewat,”kata Mira dalam jumpa pers pada Senin, 2 September 2024.

Dikatakan, selain beras komoditas penyumbang inflasi selama tahun 2024, diantaranya, rokok kretek, pakaian dan produk alas kaki.

Secara month-to-month, Provinsi NTT mengalami deflasi untuk periode Agustus 2024 sebesar 0,25 persen. Dan juga terjadi deflasi year to date (y-to-d) Provinsi Nusa Tenggara Timur pada periode ini sebesar 0,06 persen.

Meski begitu masih terdapat sejumlah komoditas yang menjadi pendorong inflasi, diantaranya, cabe rawit, ikan tembang, jeruk nipis, bunga pepaya, kopi bubuk saset.

“Hanya maumere yang tidak terdampak inflasi akibat cabe rawit, karena stok disana melimpah,”ungkapnya.

Sementara komoditas penghambat inflasi diantaranya bawang merah, tomat, sawi hijau, ikan kembung, dsging ayam ras.

“Bawang dan tomat produksinya saat ini sedang melimpah. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama. Untuk itu, pemerintah seharusnya sudah bisa mengambil langkah agar komoditas ini tidak sebabkan 8nflasi di waktu ke depan,” jelasnya.

Meski begitu, lanjut Matamira Kale, inflasi di NTT masih terbilang terkendali dengan berada diangka 1,22 persen, masih berada di bawah target inflasi nasional 2,1 persen. ***

Exit mobile version