Berkat Bunda Julie Laiskodat, Impian Kristo jadi Seorang Sarjana akhirnya Terkabul

oleh -145 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Suasana Kampus Universitas Karya Dharma (Undharma) Kupang siang itu (Jumat,22 April 2022, red) nampak sepi. Saat itu jarum jam menunjukan pukul setengah satu siang dan cuaca Kota Kupang begitu panas dengan suhu di hanphone menunjukan 31 derajad.

Di kampus itu nampak beberapa mahasiswa mondar-mandir. Ada yang keluar dari dalam gedung, ada juga yang duduk santai di kantin yang berada di sisi kiri halaman kampus. Beberapa mahasiswa sedang duduk santai di halaman dekat parkiran sepeda motor.

Persis di depan pintu masuk gedung kampus, hanya ada satu orang Security duduk di tempat penjagaan. Ada juga dua orang yang duduk santai bersamanya ditemani segelas kopi. Mereka sedang asyik bercerita sambil merokok.

Dengan ramah Security itu menyapa, menanyakan maksud dan tujuan datang ke Kampus Undharma. “Bagaimana kakak, ada perlu apa?,” tanya Security bertubuh kekar itu kepada Elas Jawamara, Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Provinsi NTT ini.

Kedatangan Elas Jawamara saat itu untuk menemui salah satu mahasiswa atas perintah Bunda Julie Sutrisno Laiskodat. Mahasiswa tersebut bernama Kristoforus Gega Welan. Dia merupakan mahasiswa semester akhir yang berasal dari Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur.

Mendengar penjelasan Elas Jawamara, Security itu pun langsung bergegas memanggil mahasiswa yang disebutkan namanya itu. Namun sebelumnya, dia mempersilahkan duduk untuk menunggu di kursi yang didudukinya tadi.

“Silahkan duduk, nanti saya panggil. Sepertinya ada di lantai dua,” ucap Security itu.

Tak sampai lima menit, Security itu turun bersama seorang pria bertubuh kurus kering berpakaian rapih dengan kemeja bercorak putih bercak-bercak hitam. Wajahnya cukup tegang. Sesekali dia menyeka keringatnya dengan tangan di dahi dan hidungnya.

“Ini dia Kristo pak,” kata Security kampus itu menyebut nama panggilan Kristoforus Gega Welin.

Usai bertemu, Kristo lantas langsung mengarahkan Elas Jawamara naik ke lantai dua. Tak sendirian, Kristo lantas mengajak salah satu karyawan di bagian keuangan kampus untuk bersamanya. Kristo pun langsung menunju salah satu ruang kelas yang di dalamnya ada dua orang mahasiswa duduk sambil bermain handphone.

“Permisi, kami pinjam ruangan dulu,” sapa Kristo sambil meminta dua mahasiswa itu keluar sebentar.

Setelah dua mahasiswa itu keluar, Elas Jawamara dan Kristo langsung masuk ke dalam ruang kelas yang telah dikosongkan itu. Karyawan bagian keuangan itu pun ikut masuk. Nama karyawan itu Rambu Babang Loti. Dia pun menyapa dengan ramah dan sopan.

Rupanya, kedatangan Elas Jawamara menemui Kristoforus Gega Welin atas arahan Julie Sutrisno Laiskodat. Bunda Julie, begitu sapaan akrabnya, ingin membantu Kristo biaya registrasi terakhir agar bisa segera diwisuda.

Karena ketiadaan biaya, Kristo memberanikan diri berkomunikasi langsung dengan istri Viktor Bungtilu Laiskodat yang merupakan orang nomor satu di NTT. Julie pun saat ini berstatus sebagai Anggota DPR RI.

Secara terbuka, Kristo menceritakan kondisinya saat itu. Dia tak malu menyampaikan kepada Bunda Julie kalau dirinya tidak memiliki biaya. Karena jika tidak segera melakukan registrasi, dirinya pasti akan menunda wisuda.

Ibu Rambu, sang karyawan bagian keuangan kampus langsung menunjukan rincian pembayaran yang harus diselesaikan oleh Kristo. Total yang haru dibayar mungkin tak seberapa bagi yang mempunyai banyak uang. Namun dengan kondisi Kristo, nilai itu cukup besar.

“Totalnya seperti rincian itu,” ujar Ibu Rambu sambil menyodorkan selembar kertas berisi rincian besaran biaya registrasi yang harus dibayar Kristo.

Elas Jawamara kemudian membaca rincian biaya itu beberapa saat. Tak menunggu lama, dia kemudian memotret rincian biaya itu dengan menggunakan kamera handphone untuk dilaporkan segera ke Bunda Julie. Hasil potret itu pun langsung dikirim.

“Saya langsung kirim ke Bunda. Beliau minta untuk dikirim sekarang,” kata Elas.

Tak sampai lima menit, handphone Elas berbunyi. Ternyata, Bunda Julie telah melakukan transfer biaya untuk Kristo melalui rekening kampus yang tertera pada sudut kanan atas lembar rincian biaya registrasi.

“Bunda sudah transfer biaya registrasinya Kristo. Saya teruskan buktinya,” ujar Elas, sambil meneruskan bukti transfer ke Ibu Rambu dan Kristo.

Kristo mengaku sangat senang dan bersyukur, karena kebaikan Bunda Julie dirinya dapat diwisuda pada tahun ini. Dia pun tak lupa menyampaikan terima kasih yang berlimpah untuk Bunda Julie yang telah merespon kesulitan yang dialaminya saat itu.

“Kalau Bunda Julie tidak bantu saya saat ini, pasti dua atau tiga tahun lagi baru saya wisuda,” tutur Kristo.

Kristo menyadari kalau tingkat pendidikan di NTT cukup rendah. Oleh karena itu, dia berupaya keras agar dirinya dapat menyelesaikan studi sarjananya sehingga kelak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Dia mengakui kalau Bunda Julie telah menjawab impiannya saat ini.

“Terima kasih Bunda Julie. Saya berharap Bunda Julie tetap sehat dan semangat mengemban amanah rakyat saat ini,” pungkasnya. (*)