Bertarung di Pilgub NTT, Ansy Lema Mohon Restu Leluhur Suku Mokel di Manggarai Timur

oleh -130 Dilihat

Suara-ntt.com, Borong-Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024, baik Gubernur, Bupati maupun Wali Kota kian memanas. Setiap pasangan calon (paslon) keluar masuk kampung untuk mencari dukungan dari masyarakat.

Hal itu juga dilakukan oleh bakal calon (balon) Gubernur NTT periode 2024-2029, Yohanis Fransiskus Lema yang akrab disapa Ansy Lema. Beliau adalah pribadi yang dikenal selalu menghayati nilai-nilai budaya dalam setiap langkah hidupnya. Tak terkecuali saat ia hendak memasuki kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) NTT 2024.

Sebagai pria yang mempersunting putri Manggarai, Maria Immaculata Inge Nioty (Inge), Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) ini menyadari statusnya sebagai “anak wina” (keluarga mempelai pria atau pihak pemberi mas kawin/belis). Maka dalam budaya Manggarai langkahnya perlu mendapat restu “anak rona” (keluarga mempelai wanita atau pihak penerima belis).

Untuk itulah pada 17 September 2024, Ansy bersama Inge, wanita yang dinikahi pada 2007 silam, mendatangi kampung asal sang istri, yaitu Mukun, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur.

“Kami merasa sangat terhormat didatangi ‘koa momang’ (menantu tersayang) yang mau datang jauh-jauh dari Jakarta, menempuh perjalanan panjang dan berliku untuk menemui kami. Restu leluhur dan keluarga besar akan menyertai langkahmu,” ujar Gerardus, tongka (juru bicara) keluarga anak rona dalam penerimaan secara adat di Mbaru Gendang (rumah adat) Mokel.

Restu itu ditunjukkan melalui penyelenggaran ritual adat “Selek,” yaitu upacara adat penyiapan seseorang untuk maju ke jenjang kepemimpinan tertentu. Upacara Selek berpuncak pada pengenaan pakaian dan atribut adat Manggarai kepada Ansy dan Inge. Secara berurutan keduanya dipakaikan kain songke Manggarai serta songkok (peci) dan selendang songke Manggarai.

Saat upacara Selek digelar hujan mulai turun. Gerardus memaknai turunnya hujan itu sebagai wujud berkat Tuhan Yang Maha Esa (Mori agu Ngaran) dan tuntunan leluhur (Wura) atas langkah Ansy.

“Sudah tiga bulan kampung kami tidak turun hujan. Dan, hari ini hujan turun untuk pertama kalinya saat acara berlangsung. Kamu datang hari ini membawa rahmat. Kamu akan pulang juga dengan mendapat rahmat,” ujarnya.

Penerimaan hangat dan meriah itu tak urung menimbulkan rasa haru pada diri Ansy dan istri. Inge bahkan sampai meneteskan air mata menyaksikan dan merasakan dukungan keluarga besarnya pada sang suami.

“Rangkaian acara adat yang panjang ini kami berdua jalani dengan khidmat dan haru. Karena seluruh proses ini menunjukkan bahwa kami diterima sebagai bagian dari keluarga besar Suku Mokel dan langkah saya mendapat dukungan penuh dan restu dari seluruh keluarga besar,” ungkap Ansy yang berpasangan dengan Jane Natalia Suryanto dalam kontestasi Pilgub NTT 2024.

Restu Anak Rona itu dinilai Ansy sebagai dukungan moril yang besar pada langkahnya. Oleh sebab itu, dia menyatakan akan bekerja lebih keras untuk mewujudkan harapan keluarga besar Suku Mokel.

Sebagai bentuk apresiasi khusus kepada keluarga besarnya, Inge untuk pertama kalinya menyanyikan lagu “Manggarai One Nai” (Manggarai Terpatri di Hati) secara langsung di depan masyarakat umum. Lagu itu mengungkapkan kecintaan dan ikatan spesial dirinya pada tanah Manggarai. Lagu “Manggarai One Nai” adalah lagu berbahasa Manggarai yang diciptakan Roy Sahadoen dan Alens Kenaru dan dinyanyikan oleh Inge , sebagai perempuan berdarah Manggarai.

Hadir dalam kegiatan ini Mantan Bupati Manggarai Timur Yoseph Tote. Dia menilai langkah Ansy untuk datang secara langsung di Mbaru Gendang Mokel sebagai langkah yang tepat.

“Sudah benar kehadiran Anak Ansy di sini. Itu artinya Anak Ansy mengawali langkahnya dengan meminta restu leluhur dan keluarga besar. Selanjutnya adalah tanggung jawab kami untuk menjawab dengan dukungan bulat dari seluruh keluarga besar,” ujar Yoseph Tote. ***