Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) bersama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah serta rombongan bertolak dari Bandara Udara El Tari Kupang menuju Provinsi Kalimatan Timur (Kaltim) dengan membawa tanah dan air Flobamorata untuk pembangunan ibu kota negara baru Nusantara.
Rombongan berangkat pukul 10:15 WITA dan tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 12:00 WITA pada Minggu, 13 Maret 2022.
Keberangkatan Gubernur VBL ke Kaltim sebagai tindaklanjut arahan terkait rapat koordinasi yang di fasilitasi Sekretariat Presiden RI, terkait agenda kunjungan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur se-Indonesia ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Terkait dengan agenda kunker tersebut, gubernur telah memerintahkan Bupati Belu, Sumba Tengah dan Flores Timur untuk membawa satu kilogram tanah dari wilayahnya. Sementara Bupati Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Lembata untuk membawa satu liter air dari wilayahnya dengan ketentuan, pengambilan tanah dilaksanakan dengan ritual/prosesi adat masing-masing daerah. Prosesi itu didokumentasikan (video dan foto) dan dinarasikan selanjutnya tanah dan air tersebut dibawa ke Kupang oleh para bupati tanpa diwakilkan dengan berpakaian adat lengkap sesuai asal daerah pada hari Jumat, 11 Maret 2022.
Kemudian tanah dan air itu diserahkan ke Gubernur untuk dibawa ke Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur.
Melalui upacara adat yang penuh hikmat oleh para tua adat setempat disertai persembahan aneka hewan untuk mendapatkan restu leluhur, tanah dan air ini diambil dari berbagai daerah dengan latar belakang budaya yang beragam di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tanah merupakan persembahan dari tiga pulau besar yakni pulau Timor, Flores dan Sumba. Dari
perbatasan dengan Negara Timor Leste, masyarakat Kabupaten Belu di Dusun Halisikun, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat menggali tanah dari leluhur sebanyak 77 kali dengan sebatang kayu suci ‘Ai Suak’. Angka 77 ini merupakan simbol dukungan terhadap pendirian ibu Kota Negara Baru Nusantara yang dibangun bertepatan dengan usia Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-77.
Dari ujung Timur pulau Flores, sebongkah tanah diserahkan oleh masyarakat Lewotana
Kabupaten Flores Timur. Tanah ini diambil dari kaki Gunung Ile Mandiri yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal muasal manusia pertama yang menghuni kota Larantuka, ibu Kota Flores Timur. Serta segumpal tanah dari Kampung Anajika, Desa Anajika Kecamatan Umbu Ratu Nggai
Barat, satu kampung tua dengan nilai historis budaya dan adat yang sangat kental, dipersembahkan secara tulus oleh masyarakat Kabupaten Sumba Tengah untuk menjadi fondasi pembangunan ibu kota baru Nusantara.
Selanjutnya air diambil dari pulau-pulau terluar di NTT. Masyarakat Adat Pitungbang Kabupaten Alor mempersembahkan tetesan air dari Sumber Mata Air pegunungan Sey Palol. Masyarakat setempat mempercayainya sebagai air sakral yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.
Dari beranda Selatan, masyarakat Kabupaten Rote Ndao menyerahkan air dari sumber mata air Oemau yang merupakan sumber mata air terbesar di Rote Ndao. Kabupaten Sabu Raijua, daerah lainnya di batas Selatan NKRI juga mempersembahkan air dari sumber mata air Eimada Rai Jiwuwa sebagai simbol persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dari Kabupaten Lembata, mempersembahkan air kesejukan dan kedamaian untuk Indonesia dari Urumiten, satu-satunya sumber air untuk pertanian lahan basah di Kota Lewoleba, Ibu Kota Lembata.
Semoga persembahan tanah dan air yang disatukan dengan ritual Ritual adat Timor Helong berkaitan dengan penyatuan Tanah dan Air disebut ‘BOIFANU’ dari Provinsi Nusa Tenggara Timur memperteguh kebhinekaan dalam kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Ibu Kota Negara-Nusantara.
NTT Dukung Kebijakan Pemerintah Pusat
Pada sisi lain Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) juga mendukung kebijakan Pemerintah Pusat terkait dengan Penyatuan Nusantara yang dimulai dari pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara.
“Sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko
Widodo untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur
menyerahkan tanah dan air dari Rahim Flobamorata untuk disatukan dengan tanah dan air dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Gubernur Viktor. (HT)