Suara-ntt.com, Kupang-Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTT bekerjasama dengan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Dewasa Kelas II A Kupang memberi pelatihan terhadap para warga binaan di rutan setempat.
Kepala Seksi (Kasi) Pelatihan BLK Kupang, Jeremias Ata mengatakan, dengan pelatihan tersebut para warga binaan diharapkan bisa bekerja secara terampil, baik masih didalam rumah tahanan maupun setelah bebas nantinya.
Kegiatan pelatihan itu dimulai pada Senin (13/7/2020) sampai 15 hari ke depan, di ruang whorkshop Lapas. Berbagai bidang pelatihan akan didapatkan para warga binaan lapas. Mereka nantinya akan didampingi instruktur terlatih dan berpengalaman dari BLK Kupang.
Dikatakan, kerja sama itu merupakan pertama kali dilakukan di lapas, sebelumnya dilakukan di BLK. Sejumlah bidang pelatihan akan didapatkan para warga binaan, antara lain, finishing teknik semprot (maubel), pembudidayaan sayuran hidroponik, pengelasan dan pangkasa rambut.
“Durasi waktu dari masing-masing bidang pelatihan ini pun beragam, untuk Meubel, durasi waktu selama 150 jam atau 15 hari, pembudidayan sayuran selama100 jam, atau 10 hari dan pengelasan juga 100 jam atau selama 10 hari. Mereka akan didampingi instruktur berpengalaman dari kami” katanya.
Para peserta pelatihan itu, nantinya akan mendapatkan sertifikat kealihan yang dikelurakan BLK Kupang sehingga peserta pelatihan (warga binaan) diharapkan secara serius dan sungguh-sungguh mengikuti setiap tahapan pelatihan dimaksud.
BLK, kata Ata, membuka diri untuk semua instansi atau kabupaten yang ingin melakukan pelatihan, tidak hanya sebatas di Lapas. Jika memiliki program pelatihan-pembinaan, masing-maisng instansi mengusulkan ke BLK, kemudian BLK menurunkan atau mengutus tenaga-tenaga termpil untuk melatih mereka.
Kepala Kalapas Dewasa Kelas 2 A Kupang Badarudin, melalui Kepala Seksi Kegiatan Kerja, Joseph Letelaly mengatakan, sebanyak 120 warga binaan mengukuti pelatihan tersebut. Program pelatihan itu, merupakan inisiatif pihaknya, kemudian berkoordiansi dan membangun kerja sama dengan BLK untuk menyiapkan segala proses pelatihannya, termasuk para instruktur.
Dikatakan, setelah pelatihan itu, warga binaan nantinya akan bekerja dan mengoptimalkan tempat-tempat praktek yang sudah ada di Lapas, sesuai bidang kealihan masing-masing.
“Setelah mengelolah tempat yang disediakan sesuai bidang kealihan masing-masing di Lapas, para warga binaan ini juga diharapkan bisa mandiri dan membuka usaha ketika bebas nantinya, dengan keterampilan yang ada, yang mereka dapat dari tempat ini,” ujarnya.
Para peserta pelatihan ini, difokuskan kepada warga binaan dengan masa tahanan selama empat tahun keatas dan menyasar usia-usia produktif, dengan harapan mereka bisa mandiri setelah masa tahanan usai. (HT)