Suara-NTT com, Kupang-Penggalan lirik “Bunda Penolong Abadi” tak henti-hentinya disenandungkan dalam hati Ansy Lema saat menginjakkan kaki di depan Goa Maria Lourdes, Prancis, pada 26 Mei 2024. Dalam suasana dingin berkabut, anggota DPR RI itu berdoa khusyuk, memohon petunjuk terkait pencalonannya sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya galau. Tidak bisa tidur saat PDI Perjuangan mencalonkan saya sebagai Gubernur NTT. Doa menjadi teman setia saya hingga saya memutuskan berziarah ke Lourdes,” ungkap Ansy di Larantuka pada Kamis (10/10/24).
Pria kelahiran Kupang ini memang dikenal memiliki kedekatan dengan Bunda Maria. Setiap pagi, sebelum memulai aktivitasnya, Ansy selalu berdoa di depan patung Bunda Maria di kediamannya.
Keputusannya untuk berziarah ke Lourdes, tempat penampakan Bunda Maria kepada Bernadette Soubirous pada tahun 1858, dilandasi harapannya untuk mendapatkan keyakinan dalam menghadapi keputusan besar tersebut. Bersama istrinya, Maria Immaculata Inge Nioty (Inge), Ansy berharap mendapat petunjuk melalui doa dan refleksi di kota kecil Prancis itu.
Menjelang ziarah ke Lourdes, Ansy menulis surat kepada Vatikan untuk dapat beraudiensi dengan Paus Fransiskus. Dibantu oleh Pater Markus Solo Kewuta, SVD, surat itu diterjemahkan ke dalam bahasa Italia. Meskipun sempat ragu karena banyaknya permintaan audiensi, Ansy tetap optimis bahwa bila Tuhan berkenan, ia akan mendapat kesempatan itu.
Ternyata, keyakinan Ansy berbuah manis. Pada 28 Mei 2024, dua hari setelah tiba di Lourdes, sebuah pesan memberitahukan bahwa ia dan istrinya dapat beraudiensi dengan Paus Fransiskus pada 29 Mei. Pertemuan itu menjadi momen penuh berkah bagi Ansy, yang menganggapnya sebagai kado ulang tahun bagi sang istri dan jawaban atas doa-doanya.
“Bunda Maria telah melobi Tuhan Yesus untuk saya bisa bertemu Paus Fransiskus,” ujar politisi PDI Perjuangan ini dengan rasa syukur yang mendalam.
Pertemuan tersebut meneguhkan niatnya untuk maju sebagai calon Gubernur NTT. Mendapatkan berkat dari Paus Fransiskus, Ansy merasa siap meninggalkan kursi DPR RI dan kenyamanan Jakarta demi pengabdian kepada masyarakat NTT.
Sebelum berziarah ke Lourdes, Ansy juga sempat bertemu Uskup Agung Ende yang baru, Pater Dr. Paulus Budi Kleden, di Generalat, Roma. Pertemuan itu semakin mempertebal keyakinannya bahwa panggilan Tuhan adalah untuk kembali ke NTT, seperti halnya Pater Paulus yang rela meninggalkan jabatan penting di Roma untuk melayani di tanah air.
“Bagi saya, ini adalah perjalanan iman. Saya siap mengikuti panggilan Tuhan untuk melayani dan mengemban amanah masyarakat NTT,” tutup Ansy penuh keyakinan. ***